Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menyigi Mimpi Petani Muda Manggarai

21 Juni 2020   22:35 Diperbarui: 5 November 2021   01:24 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian pemahaman petani adalah profesi kurang menarik, pada saatnya akan hilang manakala hasil kerja mereka dihargai dan keterampilan (aura psikomotorik) mereka ditingkatkan.

Hemat saya, mimpi besar tersebut dapat diejawantahkan melalui peluang pemanfaatan dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat ke desa-desa. Dengan catatan bahwa, kebijakan aparatur desa harus equil to equil dengan program nasional di bidang pertanian.

Bila terlaksana, niscaya para petani muda tidak akan tergerak untuk menjual tanah miliknya dan pergi merantau keluar daerah untuk mencari makan.

Demikian juga dengan peran punggawa pemerintah daerah yang harus visioner dengan memfasilitasi para petani muda ini agar menikmati kemudahan dalam berusaha sebagai petani dengan terobosan mencari pasar dan memudahkan transportasi hasil pertanian.

Pendek kata, sentuhan kebijakan para punggawa pemerintah (daerah-desa) sangat diperlukan disini. selebihnya, pengetahuan dan keterampilan petani muda perlu didongkrak, sebagaimana upaya menjawab ikhtiar pemerintah dalam upaya mewujudkan regenerasi petani di Tanah Air.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kata-kata Hesiodos (penyair Yunani Kuno) yang mengatakan demikian;

"Manusia harus bekerja lantaran dewa-dewa membuat makanan tetap tersembunyi, karena jika tidak, dengan mudah kamu akan memperolehnya dalam sehari apa yang kamu butuhkan untuk setahun"

Dalam konteks petani muda Manggarai, Hesiodos ingin berpesan bahwa untuk urusan perut dan kesejahteraan hidup, kita hanya perlu bekerja dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan mata, di lingkungan sekitar.

Tanpa merangkak terlalu jauh, apalagi sampai menggadai dan/ atau menjual ladang yang menjadi sandaran utama pendapatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun