Tepat hari ini, Sabtu (30/05), bunga cengkeh di perkebunan milik rakyat di desa saya serentak di panen. Tak seperti biasanya, pemanenan bunga cengkeh tahun 2020 ini sedikit dilakukan lebih awal. Yakni menjelang akhir bulan Mei dan/ atau awal Juni ini.
Jika menoleh ke beberapa tahun sebelumnya, pemanenan bunga cengkeh baru dilakukan menjelang bulan Juli. Entah mungkin karena faktor iklim. Harus di akui pula bahwa, perubahan cuaca tahun ini memang sangat singnifikan.
Di daerah saya tinggal, Manggarai Barat- Flores, pemanenan cengkeh dilakukan sekali dalam setahun. Hal ini justru berbeda bila kita menyelisik ke reksa wilayah-wilayah lain di Indonesia yang dilakukan dua kali setahun. Semisalkan di daerah Maluku, Jawa dan Bali.
Tentu kosekuensi logisnya karena perubahan iklim. Prinsipnya bahwa, setiap daerah memiliki hawa yang berbeda hingga kondisi tanahnya.
Lebih lanjut, pemanenan bunga cengkeh di kebun kami hari pertama ini puji Tuhan berjalan dengan lancar. Hari ini saya ditemani oleh beberapa orang buruh petik yang sudah menjadi langganan kami setiap tahunnya.
Semangatnya pun masih sama, semangat 45! he he he
Situasi pemanenan kian menghadirkan suasana baru di kebun yang semulanya sepi sayup. Suara kelakar tawa hingga nyanyian para buruh petik seketika menandingi suara burung dan monyet hutan. Pemandangan ini sangat menghibur.
Belum lagi seketika merasakan hangatnya belaian udara yang berhembus sepoi. Segar sekali, rasanya hidup terasa lebih hidup.
Pemanenan Cengkeh
Hari ini kami terbagi ke dalam tiga kelompok kecil. Masing-masing kelompok berjumlah 5 orang. Kebetulan perkebunan cengkeh kami ada tiga. Sehingga masing-masing kebun masing-masing kelompok. Hasil pemanenan hari pertama ini cukup banyak dan sangat memuaskan.
Untuk diketahui, kegiatan memanen cengkeh tidak bisa dilakukan secara serampangan dan atau asal-asalan. Ada beberapa hal (sifatnya teknikal) yang harus dilakukan agar hasil panen sesuai dengan yang di harapkan. Karena itu sifatnya berkesinambungan dengan musim panen tahun yang akan datang.