Pada masa pandemi COVID-19, berawal dari kekuatirannya terhadap nasib nenek Lusia Ueng yang hidupnya tidak terurus tersebut, Polisi Arsy rela merogoh uang pribadi untuk membeli sembako dan memberikannya secara cuma-cuma.
"Kasihan sekali tidak ada yang urus. Mama jompo itu tidak bersuami. Sehingga saya memutuskan untuk membantu sembari mengajak semua orang untuk ikut memberikan perhatian" pungkas Polisi Arsy kepada saya
Bukan hanya kali ini aksi terpuji itu ia lakukan. Pada Maret 2019 lalu, Polisi Arsy (39) berhasil menggalang dana sosial untuk merenovasi rumah tak layak huni milik dua orang janda tua di Kecamatan Lamba Leda, Matim.
Saya sangat ingat persis, lantaran saya sendiri ikut menyaksikan dan turut membuat semacam testimoni kaitan aksinya itu dimedia sosial (facebook). Dan bukan hanya itu, beberapa media online bahkan sekaliber Kompas.com turut andil memberitakan aksi kemanusian Lolisi Arsy itu [disini].
Polisi Arsy Hendak Mengajak Kita untuk Mencebur Diri ke Kubangan Humanisme
Kita harus sadari, bahwa penyebaran virus corona dan/ COVID-19 bukan saja sebuah persoalan kesehatan semata.
Ihwal wabah ini begitu massif penyebarannya, hal itu juga telah mempabrikasi persoalan lain dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dampak ekonomi dan kesejahteraan.
Tanpa kita sadari, perubahan terhadap segala aspek tersebut turut mengubah perilaku masyarakat disekitar tempat tinggal kita bahkan global. Dalam hal ini cara pandang terhadap sesama manusia.
Di sinilah hakikat manusia sebagai makhluk sosial menemukan bentuk pengungkapannya, sehingga setiap manusia membutuhkan sesamanya untuk saling membantu dalam menegakkan rasa kemanusiaan itu.
Optimisme kita adalah proyek kemanusiaan. Salam hangat dan terima kasih