Menurut Kakek juga, Petrus (94) yang nota bene sebagai Tua Golo (orang yang dituakan disuatu kampung) percaya bahwa, Kakar Tana ini merupakan roh penunggu sekaligus penjaga mata air (agar tetap mengalir disetiap waktu).
"Hingga kini memang Wae Melombang sedari dulu mengalir secara intens dan volume airnya tidak pernah berkurang. Terlepas musim kemarau hingga penghujan".
Nenek moyang masyarakat Manggarai Barat juga mengharamkan pembalakan hutan secara liar dan tidak bertanggungjawab. Hal ini menurut saya relevan dengan istilah Go'et Manggarai Raya"Tinu puar kudut kemos kit wae teku, mboas kin wae woang. (Jangan menebang pohon secara sembarangan, agar ketersediaan air melimpah)".
Memang di sini keberadaan Kakar Tana ibarat dua sisi mata koin, yakni dimaknai sebagai mahluk gaib (menakutkan) dan juga makhluk baik, pelindung dan membawa kemaslahatan. Hehe
Demikian saja tulisan singkat mengenai fenomena Kakar Tana di Wae Melombang, Manggarai Barat. Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H