Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Cengkeh Awal 2020 Bikin 'Asma'

25 Januari 2020   09:26 Diperbarui: 27 Januari 2020   07:48 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang dua tahun (2018-2019) terakhir ini harga komuditas cengkeh dikalangan petani didaerah kian terjun bebas. Entah kenapa memasuki awal 2020 ini tambah melempem saja.

Saya sendiri sampai bosan karena bertanya melulu perihal harga cengkeh ini kepada seorang pengusaha (penadah cengkeh) langganan kami di kota Labuan Bajo, Manggarai Barat.

"Bos bagaimana, ada perubahan harga sejauh ini?" tanyaku via Whatsap

"Masih belum. Justru turun tiga digit. Sekarang 62 ribu/kg" jawabnya

[Setelah itu saya saya tidak bertanya banyak lagi dan secepat cahaya menutup obrolan]

'Kapan baru bagus harga ni ee?', Persisnya begitulah ihwal pertanyaan yang selalu terbersit didalam batok kepala saya, sesudah menghubungi si bos tadi.

Pasalnya, sewaktu bulan Oktober 2019 kemarin, harga cengkeh masih boleh dibilang berdaulat. Yakni 90 ribu. Tapi selepas bulan berikutnya, tiba-tiba jatuh saja ke 65 ribu. Hingga kini turun tiga digit lagi menjadi 62 ribu. Gimana gak nyesel cobak?

Gelisah yang Simultan

Kebetulan juga saya punya banyak rekan-rekan petani cengkeh yang tersebar dibeberapa reksa wilayah di Indonesia. Baik petani cengkeh (sestrata) ingusan dengan saya, hingga petani profesional.

Pada awalnya saya bertemu dengan juragan-juragan ini pada grup 'Petani Cengkeh Indonesia' di facebook. Dalam grup ini segala macam informasi berkaitan dengan cengkeh dikupas habis-habisan. Baik ihwal terminologi yang sifatnya teknikal (menamam--memetik), hingga curhat-curhatan soal harga komuditas.

Biasanya menginjak masa panen dibulan Januari seperti sekarang ini, beranda grup dibanjiri oleh postingan (foto) ramainya situasi pemetikan cengkeh di kebun. Dan tak lupa pula ditaburi oleh sedikit deskripsi yang membuat hati terenyuh, semisalkan "panen berlimpah ditengah harga yang mencekik leher".

Tak bisa terelakkan memang memasuki masa panen cengkeh, harganya tiba-tiba saja turun. Dan saya pikir ini sudah wajib hukumnya. Kendati fenomena seperti ini tidak hanya pada saat musim panen cengkeh saja, melainkan berlaku untuk segala macam jenis komuditas pertanian.

"Tentu dengan harga yang terjerembab ini cendrung menjadi anti-tesis ditengah nafas harapan agar ekonomi kembali berdenyut dikalangan petani".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun