Tak ayal, dengan hadirnya (bentuk bisnis baru) dari tanaman porang ini, mereka lebih aktif mengurusi tanaman porang ketimbang mengurusi tanaman lain.
Sejauh ini memang tidak ada geliat mengalihfungsikan lahan. Oleh karena tanaman porang ini bisa ditanam di sela-sela tanaman agribisnis lainnya, dalam hal ini cengkeh, cokelat dan sebagainya.
Sisi lain Tanaman (Umbi) Porang
Tanaman porang dapat diklasifikasikan ke dalam jenis tumbuhan yang bermarga Amorphophallus.
Sementara itu, yang bernilai dari tanaman porang adalah umbinya. Umbi tanaman porang layaknya seperti umbi-umbian lain yang kita tanam di kebun.
Ukurannya pun setara umbi jalar yang bulat dan warnanya seperti umbi talas. Tapi umunya sekaliber umbi porang ini mempunyai kulit luar yang tebal dan kasar.
Untuk proses penjemuran dan pengeringan umbi porang dibutuhkan waktu 4 sampai 6 hari pasca pemetikan. Tergantung intensitas mataharinya sih sebenarnya. Tapi untuk wilayah Manggarai dengan iklim sedang biasanya memerlukan waktu 4 sampai 6 hari.
Dan yang paling penting ialah, setelah buah porang ini kering dijemur, diusahakan agar tidak terkena air dan jangan disimpan di ruangan yang lembab.
****
Pada tulisan sebelumnya juga, saya sempat menceritakan tentang teman saya yang mulai huru-hara menggalakaan penanaman porang ini di kebun miliknya.
Adalah Yanto Jr, begitu nama panggilnya. Dia merupakan keponakan sekaligus teman saya yang kini selangkah lebih awal dalam mencuri start dari pada saya dalam menancapkan gas menanam porang ini. Pengetahuan saya tentang porang ini pula saya dapatkan dari dia.
Kini di sekeliling pekarangan rumahnya tampak dipenuhi oleh tanaman porang. Batang dan daunnya terlihat hijau dan segar, di sela-sela pohon pisang yang tumbuh menjulang disekitarnya.
Lebih lanjut, Januari ini tanaman porangnya berumur dua bulan lebih. Terhitung masa tanamnya dimulai semenjak November 2019 yang lalu. Porangnya kini tumbuh subur dan sehat. Hanya tinggal menunggu waktu setahun lebih lagi kira-kira untuk menuai apa yang ditanam.