Mohon tunggu...
Gugus Febriansyah
Gugus Febriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Aseli wong Jawa Timur bermukim di gugusfebriansyah.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspada Tipu Daya Soceng: Biar Gak Kena Jebak, Bilang Aja Gak!

20 Mei 2024   23:32 Diperbarui: 21 Mei 2024   18:20 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari laman berita CNN Indonesia

Secara umum semua pengguna layanan perbankan berpotensi menjadi korban soceng. Namun, orang-orang yang kurang paham atau awam terhadap teknologi menjadi lebih rentan dimanipulasi menggunakan teknik ini. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pun memunculkan beragam ancaman baru dari aspek yang mungkin tidak disadari oleh kebanyakan orang awam.

Misalnya, kasus penipuan via WhatsApp dengan modus mengirimkan file berlabel foto_paket.apk yang sempat viral beberapa waktu lalu. Orang yang melek teknologi pasti langsung sadar jika ada sesuatu yang janggal dari file tersebut. Sebab, file foto (image) harusnya memiliki ekstensi .jpg, atau .jpeg dan bukan .apk.

Modus seperti ini mungkin terlihat sederhana bagi sebagian orang tetapi bagi mereka yang awam, perkara seperti ini bisa menjadi sangat rumit dan membingungkan.

Bagaimana menghindari penipuan ala soceng?

Untuk melindungi diri dari ancaman social engineering, penting bagi setiap orang untuk selalu bersikap waspada, membekali diri dengan pengetahuan yang cukup, dan mengikuti beberapa prosedur pencegahan yang disarankan oleh ahlinya.

Pertama, penting sekali bagi kita untuk mengetahui informasi penting apa saja yang sebaiknya tidak dibagikan kepada sembarang orang. Terlebih lagi, informasi atau data pribadi yang berkaitan dengan urusan perbankan seperti nomer kartu kredit, pin ATM, password m-banking, kode OTP dan sejenisnya.

Baiknya, informasi rahasia seperti itu tidak ditulis atau disimpan secara sembrono sehingga mudah diketahui oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hindari menyimpannya di perangkat yang rentan untuk berpindah tangan dengan mudah, seperti tas, dompet, laptop, ponsel, dan sejenisnya.

Diolah dari laman resmi Kominfo
Diolah dari laman resmi Kominfo

Kedua, jangan mudah percaya dengan pesan atau panggilan yang berasal dari nomer tidak dikenal. Pelaku penipuan biasanya meyakinkan calon korban dengan cara mengaku sebagai teman lama, kerabat jauh atau mengatasnamakan perwakilan dari instansi tertentu. Ujung-ujungnya pelaku akan menggiring korban untuk melakukan transaksi keuangan atau menanyakan informasi sensitif yang tidak seharusnya dibagikan.

Ketiga, jangan asal mengklik file atau tautan yang mencurigakan. Bisa saja file tersebut adalah malware yang disiapkan untuk mencuri berbagai informasi penting dari perangkat yang kita gunakan. Biasakan untuk selalu mengecek url dari laman website yang kita kunjungi, khususnya terkait transaksi keuangan atau permintaan informasi pribadi. Pelaku soceng seringkali menggunakan teknik phising untuk mengambil informasi sensitif korban.

Keempat, usahakan untuk selalu bersikap tenang. Biasakan untuk selalu berpikir logis setiap kali menerima pesan atau panggilan yang mengabarkan perihal sesuatu yang mengejutkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun