[caption caption="RR (sumber: katadata.co.id)"][/caption]Dari sederetan menteri Kabinet Kerja saat ini, sebagian besar telah banyak menunjukkan kinerja dan inspirasi. Mulai dari ketegasan Susi hingga Sudirman saling ‘berlomba-lomba menuju kebaikan – fastabiqul khairat’ kata orang Islam.
Namun sayangnya, di tengah perlombaan ini, ada saja mereka yang malas bekerja. Jika yang lain banyak kerjanya, maka golongan ini adalah yang banyak omongnya. Bukannya memberikan contoh dan teladan, tapi sibuk membungkus kemalasan dan mungkin skandalnya dengan wacana-wacana yang tidak bermutu.
Setelah banyak berwacana, mereka kemudian berwacana. Kemudian berwacana lagi. Kerjanya? Berwacana itu. Ada yang menyuruh memang. Itu kita bahas nanti saja.
Sang menteri wacana inilah tuanku Rizal Ramli (RR). Menjadi media darling karena ucapannya yang heboh dan sering offside, RR benar-benar menegaskan dirinya menjadi menteri yang paling banyak wacana.
Mulai dari soal listrik hingga kepretan rajawalinya, semua menunjukkan bahwa RR kerjanya nol belaka. Yang paling mutakhir, ia mengeluarkan wacana lagi: dwifungsi pepeng. Apa yang ia maksud?
Lidah mencela
Menko Maritim dan Sumber Daya ini menyebut adanya kelompok politisi yang menjadi penguasa dan pengusaha di saat bersamaan sebagai dwifungsi pepeng yakni kependengan pejabat-pengusaha. Ia katakan bahwa kelompok politisi ini merugikan rakyat.
Tanggapannya ini jelas diarahkan salah satu pejabat yang memang sejak awal berselisih dengan RR (atau lebih tepatnya RR yang memancing perselisihan). Ia mentweet, "Banyak pejabat rangkap jadi pengusaha, atau "pepeng". Dwingfungsi "pepeng" ini merugikan negara dan rakyat, dan mengkhianati amanah reformasi."
Alamatnya cuma satu pejabat sebenarnya, namun lidah RR seperti menampar, 'mencela' sebagian pejabat dari Kabinet Kerja secara langsung!
Setidaknya, berikut adalah yang ‘tercela’ oleh ucapa menteri wacana ini.
Susi Pudjiastuti - Menteri Kelautan dan Perikanan
Susi merupakan pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan. Ia juga bos PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis
Jusuf Kalla – Wakil Presiden
Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Luhut Binsar Pandjaitan - Menko Politik, Hukum dan Keamanan
Luhut sudah lama menggeluti bisnis tambang. Faktanya, ia merupakan pemilik 99,98 persen PT Toba Sejahtera, sebuah perusahaan tambang batubara. Perusahaan ini memiliki dua anak perusahaan di bidang tambang batubara, yakni PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan PT Kutai Energi. Hingga saat ini, perusahaannya terus berproduksi dan mengincar sebagian proyek pemerintah pembangkit lstrik 35.000 MW. Sumber dalam dalam sebenarnya menyebutkan bahwa Luhut lah yang menempatkan RR di posisi saat ini sebagai bonekanya.
Joko Widodo - Presiden
Jokowi merupakan orang paling ‘tercela’ di hadapan RR. Publik telah tahu bahwa Jokowi merupakan pengusaha mebel. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya, tapi juga pernah jatuh. Namun kegigihannya dalam berusaha membuat usahanya sukses. Kini, anak sulungnya mengikuti jejaknya menjadi pengusaha, bukan mebel lagi, tapi catering.
Dari empat pepeng di atas, tentu masih banyak lagi pepeng-pepeng lain. Sebenarnya apa masalahnya jika pengusaha kemudian menjadi politisi? Inilah kultur kita yang sebenarnya sebelah-sebelah melihat masalah. Sebagian memang karena tidak tahu, namun sebagian lain karena sengaja melakukannya karena ada kepentingan.
Rendahkan Presiden
Pengusaha tentu punya label orang kaya. Ia bisa hidup mewah atau juga sederhana. Itu pilihan saja. Asal tidak besar pasak daripada tiang, itu bukan masalah. Kita lupa bahwa pengusaha mempekerjakan orang. Itu membuka lapangan pekerjaan.
Banyangkan jika banyak orang seperti RR ini berwacana, lalu (ini kemungkinan terburuk), orang seperti Jokowi, JK dan Susi harus tutup usaha. Siapa mau tanggung jawab beri pekerjaan pada mereka yang akhirnya menganggur? Mikir…
Menteri seperti RR ini memang membahayakan. Ia jelas, meski secara tidak langsung, menjatuhkan martabat Presiden Jokowi.
Ia juga jatuhkan Luhut sebenarnya. Namun itu mungkin tidak dalam konteks ini, sebab mungkin Luhut yang kasih komando. Mungkin… Namanya mungkin… (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H