[caption id="attachment_314844" align="aligncenter" width="300" caption="Proposal Puskaptis yang bocor (Sumber: fb Neil Sutarjo)"][/caption]
Tak ada yang heran, dua hari ini trending topic di jagat twitter adalah #TVOnememangbeda. Kalau di-klik, maka akan diketahui apa maksudnya. Tak lain, hasil quick count mereka yang aneh bin ajaib. Paling berbeda dan jumlah total penghitungan yang lebih dari 100%.
Keganjilan TVOne ketika mendukung Prabowo Hatta memang banyak jadi perbincangan. Kebrutalan mereka melempar berita bohong membuat banyak orang geleng kepala. Terakhir, dalam acara siaran langsung, mereka tegas memberitakan PDIP adalah partai berisi kader PKI. Tanpa bukti, tapi mereka tetap percaya diri. Tapi lupakan sejenak, kita tidak membicarakan itu sekarang.
Apa yang ganjil dari TVOne dua hari ini? Lembaga survey yang mereka pakai jasa quick countnya ternyata memang lembaga ‘jablay’. Mengapa jablay? Sebab mereka ternyata memang bayaran! Bukan hanya itu, selain bayaran, mereka juga ‘tak pintar’.
[caption id="attachment_314847" align="aligncenter" width="560" caption="jumlah anggaran dan tanda tangan Husin Yazid (sumber: fb Neil Sutarjo)"]
Proposal bocor
Pertama, tak pintar. Benar-benar tak cerdas! Masa jumlah total penghitungannya lebih dari 100%? Bagaimana bisa lembaga yang telah secara nasional jumlah hasil penghitungannya berlebih? Ketika saya mencari apa penyebabnya, salah seorang pengguna twitter mengatakan bahwa itu karena ‘bocoorrr’. Haha tentu itu candaan. Tapi intinya, lembaga mereka tak kredibel. Lembaga abal-abal!
Kedua, lembaga jablay. Ini yang paling meresahkan. Seorang teman saya terlihat meng-upload sebuah dokumen proposal salah satu lembaga yang dipakai TVOne, yakni Puskaptis. Ia mengatakan bahwa dokumen itu menunjukkan kalau Puskaptis sebelumnya sudah ‘ngamen’ ke Jokowi JK sebelumnya. Namun tidak digubris! Apa sebab?
Kalau dilihat dari gambar yang bocor itu, terlihat bahwa Puskaptis bukan lembaga professional. Proposal programnya asal-asalan. Kalau dia professional, masa menyebut Jusuf Kalla denga Yusuf Kalla? Kemana saja selama ini? Nama Pak JK dari dulu yang resmi di semua berita ialah Jusuf, bukan Yusuf.
Yang paling membuat dia terbukti sebagai lembaga jablay adalah di akhir proposal ia menodong tim dengan harga fantastis! Hampir 8 milyar! Bayangkan lembaga survey yang sudah proposalnya abal-abal, menetapkan harga jasanya 8 milyar! Untuk ukuran lembaga survei yang professional saja tidak akan sebesar itu tarif jasanya.
TVOne kini sudah banyak dapat peringatan terutama dari dunia maya. Masyarakat Indonesia kini sudah banyak yang melek media. Mereka tak bisa dibohongi lagi. Apabila TVOne masih saja berkilah, memang mereka tak tahu malu.
*) Semua halaman proposal bisa dilihat DI SINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H