Mohon tunggu...
Guntur Pribadi
Guntur Pribadi Mohon Tunggu... -

Aku ingin seperti apa adanya: melawan kegelisahaan, melawan ketakutan, melawan kesepian, dan melawan malam-malamku tanpamu.\r\n\r\nBlog: guguncenter.blogspot.com/ Follow Me: @gugunvoice

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berbeda Jalan, Satu Tujuan

11 April 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sikap Romo Gereja yang membacakan pandangan Rika tersebut digambarkan terbuka terhadap konsepsi Tuhan yang diyakininya. Selain itu, kita juga disuguhkan dengan penampilan Surya yang memerankan Yesus dibeberapa acara gereja. Dan Surya sendiri adalah seorang muslim. Sedangkan, yang tak kalah menariknya adalah sikap ustadz yang digambarkan moderat dan tidak melarang Surya tampil sebagai Yesus dalam pementasan di Gereja.

Pikatan film ini sesungguhnya terletak pada penggambaran kesalehan sosial yang terbangun dengan kesadaran. Agama yang menjadi keyakinan masing-masing pemeran tidak membuat terputusnya interaksi sosial sebagai manusia yang sama dihadapan Tuhan. Begitu pula Tuhan yang diimani tidak tersisihkan dengan perbedaan agama yang diyakini.

Film ini, terlepas dari kontroversinya yang tidak begitu mencuat menjadi menarik karena penggambaran kehidupan sosial masing-masing sosok yang mampu menembus perbedaan tanpa meninggalkan religiusitasnya. Perbedaan yang seringkali menjadi pemicu konfik keragaman keyakinan 'dipangkas' dalam film ini. Batas-batas pesan 'langit' yang selama ini seringkali diterjemahkan tekstual -terkadang dengan kekerasan atas nama agama- oleh sekelompok umat penganut keagamaan menjadi 'lembut' dalam visualnya.

Akhir film ini masih menyisakan 'pencariannya' dengan melemparkan kalimat tanda tanya: masih pentingkah kita berbeda?

***

Potret mengenai perbedaan keyakinan di negeri ini memang masih tampak buram. Konflik horizontal menyangkut perbedaan pendapat dan keyakinan seringkali menjadi pemicu ditingkat sosial akar rumput. Beberapa kasus perusakan tempat ibadah, penyerangan kelompok umat tertentu, hingga -lebih ekstrimnya- aksi terror atasnama agama, adalah gambaran kehidupan perbedaan persepsi, konsepsi, dan keyakinan, yang sangat ironi.

Agama sebagai dogma yang diimani seharusnya menjadi refleksi yang 'membebaskan' bagi penganutnya dari kemungkaran, kekerasan, dan segala prilaku yang dinilai menodai kesucian agama. Tidak ada ajaran agama di dunia ini yang menyuruh penganutnya untuk merusak, membunuh, apalagi menyakiti sesama manusia.

Keyakinan bukanlah sesuatu yang direkayasa dan dipaksakan. Keyakinan ataupun keimanan adalah ikatan hati yang tumbuh dalam kesadaran pencarian untuk menggambarkan "kebenaran". Namun bukan berarti mereduksi pesan-pesan agama untuk memaksakan makna dan arti "kebenaran" pada kekerasan, diskriminasi, dan anti toleransi.

Kita pun tahu, agama adalah wilayah hati dan pikiran. Agama diimani karena ajaran dan prinsip-prinsip kebajikannya. Dan sudah sangat tentu, dalam pemaknaannya pun tidaklah sama pada satu persepsi, konsepsi, dan hati. Perbedaan yang seringkali muncul mengatasnamakan agama disebabkan tidak adanya dialog dan komunikasi yang terbuka. Stigma, kecurigaan, dan penafsiran-penafsiran pesan agama yang tertutup dan tidak humanis seringkali membuat ajaran agama 'melayang-layang diawan' tanpa bisa memberikan pencerahan dan perubahan.

Tanda Tanya ("?") dalam film Hanung, bisa jadi, sebagai harapan dibalik gambaran ke-ragam-an dan keber-agama-an pada tataran sosial yang merindukan toleransi, anti kekerasan, dan kedamaian. Wallau'alam bishshawab. []

*) www.guguncenter.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun