Mohon tunggu...
Guga Dapp
Guga Dapp Mohon Tunggu... -

....aku bukanlah aku...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Atheisme Sudah Mati

26 Maret 2017   11:00 Diperbarui: 26 Maret 2017   19:00 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak seorang manusia dewasa yang sudah dapat berpikir berkenalan dengan frasa 'atheisme' maka si manusia dewasa itu harus membunuh atheisme, minimal untuk dirinya sendiri. Bagaimana cara saya..? Cogito Ergo Sum. Yang kemudian menjadi, segala sesuatu adalah ada. DIA ADA. Apa lawan kata ada..? Hilang.. Bukan tidak ada. Karena segala sesuatu adalah ada. Dusta pun, ada.

DIA hilang dari pikiran atheisme. Kenapa hilang..? Karena atheis berpikir tapi tidak menemukan. Hilang adalah untuk dicari, hilang adalah menanti untuk ditemukan. DIA ADA. "Carilah maka engkau akan menemukan". "Carilah dengan segenap hatimu selagi DIA Berkenan ditemui oleh mu" Pertanyaan-nya, apakah si atheis sungguh-sungguh mencari..? Dimana mencari..? Dengan apa mencari..? Dan sebelum saya berpanjang-panjang, etimologi dan semantik bisa sangat berguna. Contoh konkrit sederhana-nya.

1. Jika bahasa Inggris yang digunakan DIA adalah Lord bukan god.

2. Jika bahasa Indonesia/Melayu, DIA adalah Tuan, bukan tuhan.

3. Dalam bahasa Jawa, Gusti adalah rohani dan gelar duniawi.

Kata saya, rasakan dan resapi perbedaan makna-nya.

By the way, big bang adalah kebohongan besar. Dan bukankah atheisme harus juga melakukan kerja percaya pada big bang untuk meneguhkan ke-atheisan-nya..? What..?!? Atheis melakukan percaya juga..?? Lalu atheisme berkata "Loh..semua itu kan empirik dan bisa di buktikan. Kata saya, "tunjukan satelit ada dimana, tidak sebiji pun satelit di atas sana. The earth is flat and stationary. Bumi datar dan diam. 

Jika kapal laut atau kapal layar, berlayar dari Australia ke Amerika, apakah si kapal akan menanjak waktu berlayar di laut..? atau berlayar datar terus dari Australia sampai ke Amerika..?

Bumi datar dan tidak berputar-putar

Air tidak melengkung.

Lalu apa arti semua ini..?

Engkau harus berbeda dengan dunia ini. Jangan engkau serupa dengan dunia. Jika ternyata engkau menemukan perkara yang membuat-mu harus berbeda dengan miliaran manusia, keluarga dan teman-teman, jangan engkau takut. Ada nasehat bijak berkata, "Jika engkau menemukan diri-mu menjadi bagian dari kerumunan orang banyak atau mayoritas, itu adalah saatnya untuk berhenti dan merefleksikan diri. Karena hidup yang tidak pernah di refleksikan adalah hidup yang tidak pantas untuk di jalani.."

Jadi secara filsafati dan astronomi atheisme sudah mati. Hancur, gugur dan rubuh tak bernilai..

Saya sadur dari komen-komen saya pribadi waktu berkomen di artikel para sahabat kompasianer yang bermaksud mencoba membuka mata, hati dan pikiran siapa pun yang membaca-nya bahwa betapa menipu-nya dunia ini.

Mungkin akan ada juga sebagian orang akan berkata "Loh..saya bukan atheis, saya punya agama, saya percaya penciptaan, saya percaya ADA Sang Pencipta, tapi saya juga percaya bumi bulat yang berputar2, dan galaksi2, planet2, percaya juga akan upaya eksplorasi manusia pada planet2 yang mirip bumi, yang suatu saat bisa migrasi ke sana, dan percaya juga satelit2.

Kata saya, you don't know what are you talking about..

 

Damai beserta kita..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun