Mohon tunggu...
Gufita sitiamalia
Gufita sitiamalia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka berpetualang dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lembah Tengkorak, Satu-satunya Hidden Gem di Bandung Timur!

19 Juni 2023   08:00 Diperbarui: 19 Juni 2023   08:04 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah kepenatan saya bekerja, tiba-tiba teman saya merekomendasikan tempat healing yang bernama Lembah Tengkorak, terbesit dipikiran saya kalau lembah tengkorak itu merupakan lembah yang menyeramkan karena namanya terkesan mistis, namun teman saya meyakinkan bahwa lembahnya sangat indah dan juga termasuk surga tersembunyi. Dari situ saya mulai merencanakan untuk pergi ke sana dengan menanyakan kepada teman saya apa saja yang harus dipersiapkan.

Setelah semunya sudah dipersiapkan, dimulai dari fisik yang prima, bekal makanan, jas hujan plastik (karena ditakutkan akan turun hujan), dan juga sepatu outdoor. Saya kemudian pergi menggunakan motor, karena tidak ada transportasi umum yang tersedia ke sana.

Akses menuju lembah tengkorang melalui rute Agro Wisata Kebun Kina PTPN yang ada di Palintang, Ujung Berung. Sebenarnya ada banyak jalan menuju Lembah Tengkorak selain dari Ujung Berung, yaitu bisa melalui Lembang dan juga Kiara Payung Sumedang. Namun saya memilih melalui Ujung Berung karena dekat dengan tempat saya tinggal, hehehe.

Saat tiba di palintang, saya menitipkan motor di rumah warga dengan membayar parkir seikhlasnya. Warga sekitar sana terkesan sangat ramah dan juga terbuka. Saya sempat mengobrol dengan Abah pemilik rumah yang menjadi tempat saya menitipkan motor. 

Abah bilang bahwa Lembah Tengkorak dulunya terbentuk dari longsoran Gunung Pangparang tahun 2017 yang membendung sebagian sungai yang dekat dengan longsoran hingga pada akhirnya membentuk Danau kecil. 

Warga di sekitar sana biasanya menyebut Lembah Tengkorak dengan sebutan Danau Urugan. Nah, dinamai Urugan yang dalam bahasa sunda artinya longsoran.

Setelah selesai mengobrol dan menitipkan motor, saya langsung melakukan perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan bebatuan kemudian perkebunan warga, setelah 1,5 jam perjalanan, saya beristirahat sebentar sekitar 10 menit di tanah ilalang landai yang sepertinya bisa dipakai untuk camp. Untuk suasananya sangat sejuk karena di tempat saya istirahat itu di sisinya terdapat kebun, dan sisi sebelahnya lagi terdapat hamparan gunung-gunung.

Perjalanan dimulai lagi karena saya ingin cepat sampai. Sesudah melewati perkebunan, saya melewati sungai kecil dan memasuki kawasan hutan yang jalurnya kecil dan masih rimbun sekali, saya agak kesulitan berjalan bahkan sesekali terpeleset jatuh. 

Namun saya tidak pantang menyerah, saya terus melanjutkan perjalan hingga di tengah perjalanan saya menemukan Cacing Sonari, yang merupakan cacing tanah yang berukuran besar. 

Waw saya sempat Speechless, karena senang bisa melihat Cacing Sonari secara langsung, biasanya saya melihat Cacing ini di Reels Instagram orang-orang yang sedang berada di Gunung.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Setelah itu dilanjutkan dengan turunan yang menurut saya cukup curam, dan  akhirnya tibalah di Lembah Tengkorak. Waw, saya disuguhi pemandangan yang menurut saya eksotis. Lelah saya terbayar setelah menempuh 2.5 jam perjalanan. 

Saya berkeliling sebentar di sekitaran lembah dan melihat airnya sangat jernih sekali, terbesit dipikiran saya untuk mencoba berenang, namun setelah dipikir-pikir sepertinya tidak mungkin karena perjalanan pulang masih sangat jauh dan saya tidak membawa baju ganti dan memang tempat ini nyaman sekali untuk healing melepas kepenatan setelah menghadapi keruwetan hidup di kota. Setelah berfoto-foto, saya membuka perbekalan makanan dan melahapnya sampai habis.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Waktupun sudah sore sekali, saya bersiap-siap untuk pulang. Diperjalanan menuju pulang, tracknya lumayan menanjak, namun saya tidak memilih istirahat karena suasana di perjalanan lumayan geueum, yang artinya menyeramkan, mungkin juga karena saat di perjalanan pulang sudah mulai agak gelap dan sepi.

Setelah 2 jam perjalanan pulang, saya sudah sampai di rumah warga. Perjalanan pulang lumayan cepat karena saya ngebut tanpa istirahat. Kemudian saya beristirahat sebentar di rumah Abah dan mulai membersihkan kaki saya yang terkena lumpur, namun sebelum itu saya menemukan pacet yang menggigit kaki saya, pacet ini adalah hewan sejenis lintah, sempat agak kaget namun setelah itu saya segera menyemprotnya menggunakan hand sanitizer dan pacet itupun lepas dengan sendirinya.

Setelah itu saya bergegas untuk pulang ke rumah, dan healing kali ini sangat memuaskan sekali. Mungkin lain kali saya akan berkunjung ke sana lagi, karena memang benar bahwa Lembah Tengkorak tidak seseram namanya, bahkan saya sempat bingung mengapa dinamai lembah tengkorak padahal di lembah tersebut tidak ada sesuatu yang menyerupai tengkorak. Bahkan warga di sana menyebutnya Danau Urugan, hehehe.

Saran saya sih jika kamu ingin berkunjung ke Lembah Tengkorak, harus menyiapkan beberapa hal seperti fisik yang prima (kalau bisa sih sebelum ke sana olahraga dulu), dan menyiapkan mental karena perjalanan cukup panjang dan melewati hutan yang rimbun, ditakutkan nanti kalau tidak siap mental malah kepengen pulang di tengah perjalanan. Kemudian, kalau bisa pergi dengan orang yang sudah pernah ke Lembah Tengkorak, karena di perjalanan banyak cagak (jalan bercabang) dan itu rawan tersesat, karena info terakhir yang saya dengar ada rombongan anak pramuka yang tersesat dan ditemukan kembali setelah 4 hari.

Namun saya tetap akan merekomendasikan Lembah Tengkorak sebagai satu-satunya tempat healing terbaik di Bandung Timur yang sangat worth it!

Yuk ah ke Lembah Tengkorak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun