Kemarilah mendekat
Kubisikkan lamat-lamat di telingamu
Tentang keindahan dusta
Dan rasa damai yang menyertainya
Kau tahu dusta putih 'kan?
Itulah dusta demi kebaikan
Jangan sungkan berbelok dari jalan kebenaran
Semua jalan akan halal demi tercapai tujuan
Selalulah ingat tujuan yang mulia
Dosa karena dusta akan terhapuskan
Jika kebaikan akhirnya terwujudkan
Dan banyak orang terselamatkan
Dusta hanya sulit sesaat pada awalnya
Selanjutnya lidah akan semakin fasih
Nurani pun tak akan lagi meronta
Semua dusta akan lepas lancar alami Â
Jangan dengarkan orang-orang sok idealis
Yang suka melecehkan orang-orang pragmatis
Sejarah ditorehkan oleh banyak pendusta
Yang dipuja dunia bagaikan santo dan santa
Kecap dan reguklah manisnya dusta
Bagaikan anggur yang menghangatkan dada
Menyegarkan kepala meringankan pikiran
Dusta mempercepat orang mencapai tujuan
Kemarilah lebih dekat lagi
Aku hendak berbisik lebih lirih lagi
Aku hendak menyampaikan suatu rahasia
Bahwa dusta pun lumrah di rumah Yang Mulia
Bukan, bukan Yang Mulia yang mengizinkan
Para pengurus rumahlah yang mempraktikkan
Menjadikan dusta sebagai dasar keputusan
Sebagai sarana melanggengkan kekuasaan
Dusta adalah bahasa pergaulan
Di lingkungan yang sakral maupun profan
Maka berdustalah dalam hikmat dan kebijaksanaan
Agar selamat sampai di tujuan
(Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H