Usai membongkar isi ponsel Rasya, Rasya kembali dan bertanya: “Makanannya belom dateng ya, Yu?”
Karena tak kuat dengan rasa kecewa yang ditanggungnya, ia dengan sepihak membatalkan acara makan mereka berdua.
“Gue balik ya? Nyokap gue nelp tiba-tiba gue disuruh pulang. Sorry ya gue ga bisa nemenin lo,” ucap Ayu seraya pergi.
Rasya menatap kepergian Ayu dengan penuh pertanyaan. Mengapa dia begitu berbeda? Saat Rasya sedang berfikir, ia menyadari bahwa ia meninggalkan handphonenya tergeletak. Saat Rasya membuka ponselnya, ia baru sadar kalau Ayu pulang bukan karena sang mama menelepon. Tapi, karena Ayu tahu bahwa kebaikan yang selama ini dia berikan adalah kepalsuan demi menjaga persahabatan dia dan Danu.
Keesokan harinya, saat di sekolah Rasya mencoba berpura-pura tidak tahu kalau Ayu sudah membongkar isi ponselnya. Ia coba untuk mengajak Ayu belajar bersama, makan bersama, pergi bersama. Namun, semua tawaran yang Rasya berikan selalu ditolak oleh Ayu.
Ayu sudah terlanjur kecewa dengan semua kepalsuan Rasya. Setiap Rasya menghampirinya, ia selalu menghindar dan mencari-cari alasan. Ia tahu akan kemampuannya dalam menangkap materi, sangat sulit jika tanpa bantuan Rasya.
Setiap malam Rasya mengirimkan pesan untuk Ayu, namun Ayu tidak pernah membalas. Dalam benaknya, mungkin Ayu sudah terlanjur kecewa dengannya.
Menjalani hidup tanpa Ayu, memberikan kesan tersendiri bagi kehidupan Rasya. Ia menyadari ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Ia tahu kalau selama ini ia hanya mengamalkan permintaan Danu untuk menjaga Ayu. Namun, hari-hari biasa yang selama ini ia jalani bersama Ayu memberikan rasa kekosongan jika tidak dilakukan lagi.
Ia sudah jatuh cinta pada Ayu, ia terjebak dalam pengamalan janji terhadap Danu. Tidak ingin menyesal dengan rasanya ini, ia memutuskan untuk meminta izin kepada Danu untuk memiliki Ayu. Seperti yang Rasya pikirkan, Danu sangat marah besar kepadanya. Lontaran kata-kata kasar menghiasi percakapan mereka dihandpone Rasya. Rasya sadar dengan apa yang telah ia lakukan. Ia sudah kehilangan sahabat, dan ia tidak rela jika harus kehilangan seseorang yang ia cintai.
Saat di sekolah, Rasya menghampiri Ayu dan mengajaknya pergi ke belakang sekolah.
“Apaan sih lo? Lepasin, gue udah gak mau lagi temenan sama lo!” bentak Ayu pada Rasya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rasya.
Rasya dengan erat memegang tangan Ayu dan tidak melepaskannya sampai mereka sampai di halaman belakang sekolah.
“Mau lo apa?” tanya Ayu seraya melepaskan tangannya.