Esok hari saat di dalam kelas, Danu memberi tahu Rasya jika dia akan pindah sekolah secara tiba-tiba.
“Hahh? Lo kok tiba-tiba mau pindah? Kenapa? Gara-gara Ayu ya?” ujar Rasya tersentak kaget dengan kabar yang diberitahu Danu.
“Bukan kok, bokap gue dipindah tugas. Maklum aja, kariernya lagi mulus. Ya gimana? gue kemarin udah ngomong sama bokap dan nyokap buat ngekos aja karna kan tanggung gue udah mau naek ke kelas 12. Tapi tetep aja, mereka ga yakin dengan diri gue. Mereka masih menganggap gue seperti anak kecil Ras,” jelas Danu kepada Rasya.
“Jadi, lo bakal pindah? Kapan?” tanya Rasya dengan perasaan tidak rela.
“May be,kenaikan kelas 12 ini gue pindah. Tinggal 2 bulan lagi gue di sini,” jelasnya.
“Ayu gimana? Lo rela ninggalin dia?” tanya Rasya.
Saat Rasya memberikan pertanyaan itu, Danu diam termenung. Rasya mengetahui bahwa Danu sangat mencintai Ayu. Dia tidak mungkin rela untuk meninggalkan Ayu, walaupun Ayu tidak menaruh hati kepadanya.
“Ya udahlah, dia juga nggak suka kan sama gue. Mungkin kalo gue pergi, hidup dia bisa lebih baik,” jawab Danu yang pesimis.
Rasya hanya bisa diam dengan jawaban Danu. Usahanya untuk menahan Danu dengan membahas Ayu ternyata sia-sia. Raut wajah mereka lama kelamaan menjadi muram.
“Gue titip Ayu ya, lo jaga dia baik-baik,” pesan terakhir Danu untuk Rasya.
“Oke Dan, gue janji,” jawab Rasya seraya tersenyum.
Dua bulan kemudian, Danu dan keluarganya pindah ke Jogja. Rasya merasa ada yang kurang dalam hari-harinya saat di sekolah. Ia pun teringat akan permintaan Danu yang terakhir. Mulai hari ini, dia akan menjaga dan menemani Ayu.
Materi pelajaran kelas 12 sangat rumit. Dapat dikatakan bahwa inilah materi tersulit yang dialami semasa SMA. Pelajaran kelas 10, 11 dan 12 mereka pelajari secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang terbaik saat Ujian Nasional nanti.
Mengetahui Ayu sering kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, Rasya yang biasanya tidak peduli padanya kini mulai berubah. Dalam fikir Rasya, dia harus menjaga janjinya kepada Danu.
Hari-hari Rasya sekarang penuh bersama dengan Ayu. Saat di kantin, saat pulang sekolah, saat di kelas, semuanya bersama dengan Ayu. Rasya dengan sabar memberikan penjelasan-penjelasan materi yang tidak dapat dimengertinya.
“Yang ini kaya gimana ngerjainnya Ras?” tanya Ayu.
“Ohh yang itu, coba liat hal 78. Di situ kan ada caranya. Coba lo kerjain dulu, kalo udah selesai kasih ke gue. Biar gue periksa,” jelas Rasya.
Sambil menunggu Ayu selesai mengerjakan, Rasya mengambil buku di sakunya. Prinsipnya, sedikit apapun waktu dapat berguna jika dipakai untuk membaca.
“Ini bener nggak Ras?” tanya Ayu menyodorkan pekerjaannya.
“Bener kok. Nah ini lo udah bisa,” ujar Rasya
“Iya, hehehe.. Btw, makasih banyak ya, Ras? Lo udah banyak bantuin gue,” ucap Ayu.
“Ok, sama-sama Yu,” jawab Rasha.
Selama mereka menjalani hari-hari bersama, timbul fikiran Ayu mungkin Rasya menyukainya. Ia pun berusaha mencari tahu apakah benar dugaannya selama ini.
Usai pulang sekolah, Ayu dan Rasya pergi bersama untuk makan di luar. Saat sedang menunggu makanan, Rasya pamit kepada Ayu bahwa ia ingin pergi ke toilet sebentar. Tanpa sadar handphone Rasya yang tergeletak di depan mata Ayu berdering. Ayu kaget ternyata Danu menelepon Rasya.
Ayu mendiamkan handphone Rasya berdering terus. Hingga akhirnya muncul rasa penasaran Ayu. Kenapa Danu berkali-kali menelepon Rasya? Apa ada hubungannya dengan semua kebaikan yang Rasya berikan?
Ayu akhirnya memberanikan diri untuk membongkar isi ponsel Rasya. Betapa kagetnya ia, ternyata semua kebaikan yang diberikan oleh Rasya adalah atas permintaan dari Danu, Ayu merasa dipermainkan oleh Rasya. Hatinya hancur berkeping-keping bak tertusuk paku sangat dalam.