Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Your Last Smile

2 Mei 2024   22:22 Diperbarui: 2 Mei 2024   22:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Kayla Aurelia Paramita

Kelas:  X 2A

-----------------

Sekelebat warna merah muda melesat melalui barisan gedung yang begitu banyak. Warna merah muda itu dihiasi oleh taburan warna putih, dari salju yang turun di malam itu. Gadis itu tetap berlari tanpa memedulikan banyaknya taburan salju yang hampir menutupi pandangannya. Ia tetap berlari, sembari kaki mungilnya menjejaki hamparan salju yang menutupi jalanan. Ia sungguh berharap kakinya tidak diciptakan semungil itu, karena itu berarti Ia harus menempuh jarak yang lebih lebar agar bisa sampai ke tujuannya.

Agar bisa sampai ke sahabatnya.

Sahabatnya yang kini terbaring di ruang darurat, yang bisa hilang dari hidupnya kapan saja. Temannya yang kini sedang berada di tengah-tengah jembatan hidup dan mati, dan hanya bisa terbaring lemah di ranjang kematiannya. Ia ingin menemuinya. Ia ingin kembali merengkuhnya ke dalam dekapannya, tanpa harus meninggalkannya. Ia tak ingin pertemuan ini jadi yang terakhir.

Gadis itu tetap berlari, mengusap matanya yang mulai kabur akibat air mata yang mulai membasahi wajahnya. Ia bisa merasakan betapa dinginnya angin musim dingin yang menerpa wajahnya, ditambah dengan air matanya yang mulai membeku. Ia tak ingin kehilangan sahabatnya. Ia tak ingin menjalani hidupnya setelah ini tanpa kehadirannya.

Ia membutuhkan sahabatnya. Anak laki-laki dengan rambutnya yang bergelombang di ujung, dengan senyuman manis melebihi madu, dan dengan tubuh yang lebih nyaman dari kapuk mana pun. Ia membutuhkan sahabatnya untuk tetap hidup. Sahabatnya adalah satu-satunya hal yang baik dalam kehidupan ini. Tak ada hal lagi yang bisa membuatnya tetap menjejaki dunia yang penuh ketidakadilan ini.

Dan akhirnya, gadis itu sampai ke tujuannya.

Dia sudah sampai ke sahabatnya.

Tanpa menunggu lama, Gadis berambut merah muda itu langsung berlari ke konter, menanyakan keberadaan sahabat yang begitu Ia sayangi. Ia langsung beranjak, dengan napas yang terengah-engah, menyusuri tangga, elevator, lorong, Apa pun yang bisa membuatnya sampai ke sahabatnya itu. Begitu Ia sampai, Ia hanya bisa termenung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun