Penulis: Ardine Naifa Bahana
Kelas: X
------------
Di balik panggung, keadaan sedang kacau balau. Orang-orang bergerak kesana-kemari dengan cepat, membawa perlengkapan, memeriksa kostum, dan mempersiapkan segala sesuatu untuk pertunjukan yang akan segera dimulai. Para penata rias sibuk menyempurnakan tatanan wajah para pemain, sementara penata busana bekerja keras memastikan setiap jahitan pada kostum sudah rapi. Para pemain pun bergerak sibuk, melakukan pemanasan untuk memastikan performa terbaik mereka. Suasana yang penuh dengan kegembiraan dan kegugupan terasa di udara, dengan tawa dan bisikan yang terdengar di antara para pemain yang saling memberikan dukungan. Di sudut lain backstage, para kru teknis berusaha menyelesaikan setiap detail teknis. Lampu-lampu diperiksa, peralatan audio diuji, dan perangkat panggung disusun dengan cermat. Komunikasi antar kru teknis berlangsung cepat dan efisien, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
Dibalik kekacauan dan kericuhan tersebut Samudra sebagai sie promosi dan pemasaran, mengulurkan tangannya dihadapan wanita berambut pendek dengan dibalut dress berwarna young ashes paduan broken white.
"Hai, kenalin gue Samudra Dafeal Pratama, panggil aja Samudra tanpa hindia. Lo Ansell temennya Sabine kan?"
Wanita yang dipanggil Ansell itu penuh dengan kebingungan dan penasaran, dan merasa familiar dengan wajah Samudra.
"Tau dari mana lo nama gue?"
"Tuh, ID Card lo jelas banget"
Samudra menunjuk ID Card Ansell yang terpampang jelas tergantung di lehernya, Samudra berbohong, sebenarnya ia sudah mengerti nama Ansell dari beberapa hari yang lalu. Sedangkan Ansell langsung memutar balik ID Card nya dan melihat ID Card Samudra yang sudah dibalik sejak ia berkenalan, ID Card tersebut lah yang menandai bahwa mereka berdua adalah panitia konser kali ini.
"Iya gue temennya Sabine, kenapa?"