Beberapa orang anggotaku mengerang kesakitan. Aku sendiri tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan. Aku merasakan telingaku seperti mengalirkan sesuatu yang basah. Aku menyentuh telingaku yang terasa basah dan noda merah memenuhi sisi sarung tangan yang menyentuh telinga.
*Ngiiiiing!
"Akh, aku tidak suka ini." ucapku merasakan kesakitan dan dengungan keras di telingaku yang menyiksa.
*Drap drap drap
Aku mendengarkan derap suara langkah dari banyak orang dari lorong ruangan tengah. Setelah itu aku melihat beberapa orang pria jakung dengan wajah yang tertutupi kain maupun topeng yang seperti perampok dengan ikatan kepala menunjukkan lambang ISIS.
      "Habisi seluruh pendosa yang tidak mau bertaubat ini." ujar salah seorang dari mereka.
      "Siap pak."
Mereka langsung bergerak mendekati seluruh anggotaku yang saat ini sedang terkapar akibat ledakan granat tadi. Salah satu dari mereka mengarahkan laras senapan AKM-nya kepada Aziz, temanku dari Solo yang mengikutiku untuk menjadi sukarelawan di Iraq. Aziz melihat kepada pria yang menodongkan senapan kepadanya dengan senyuman.
      "I-ibu... aku... akan.... menjadi.... pahlawan....."
*Dor!
Senapan AKM meludahkan peluru 7,62 x 39 mm kepada dahi Aziz.