Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Closure

19 April 2024   21:40 Diperbarui: 19 April 2024   21:50 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penulis: Adine Ulya Naifa

Kelas: XI 2B

Prelude : “I hope you can found the soul who can speaks with your language”

Kita sebenarnya bukan tak siap untuk menjauh

Tapi kita hanya terlalu takut untuk terlalu jauh untuk lancang bertamu

Kita sebenarnya bukan tak siap untuk menampilkan rasa acuh

Tapi kita takut akan kenangan yang tak kunjung menjadi semu

Tapi kita hanya sebatas tak rela untuk melakukan itu bukankah begitu?

Maka dari itu tulisan ini aku tulis dengan sepenuh kesadaran, untuk sekedar merayakan bahwa kita pernah ada

Bukan untuk menolak lupa kita pernah ada untuk mengukir cerita

Menyadari bahwa kita pernah ada melebur kata aku dan kamu menjadi kita

Tapi memang begini keadaannya, hanya aku dan kamu yang terjebak fana

Dua insan yang terjebak dalam terombang - ambing dalam museum palsu realita

Akhirnya lembaran demi lembaran ini aku buat untuk mengakhiri semua semu yang masih tersisa

Melepas semua untai rajut yang tersisa antara : Aku, kamu, kita, dan sebuah cerita

Aku selalu merasa kenapa kita sulit untuk lepas dari segala hubungan, padahal kita sudah saling tahu bahwa semua hanya sia - sia belaka. Tapi otak kita entah mengapa tidak bisa diajak berkompromi atas hal itu, berlomba memeluk fana yang berakhir nestapa dan berakhir sia - sia. Akhirnya aku sadar bahwa semua tidak bisa dipaksa untuk terus terus ada.

Sama halnya dengan sepatu favorit yang selalu kau paksa untuk dipakai, hanya karena kau merasa itu cocok. Sehari pertama kamu merasa baik - baik saja, besoknya kamu merasa sedikit tidak nyaman, lusanya mungkin kakimu sedikit terluka. Lantas kau masih terus memakainya seminggu kemudian kakimu mulai berdarah, apa kamu akan terus acuh terhadap semua hal itu terus memaklumi sampai akhirnya membuat dirimu semakin sakit, kamu mungkin terlalu sayang untuk membuangnya tapi kamu juga memiliki pilihan untuk menyimpannya dalam sebuah kardus yang tertulis “barang mudah pecah” lantas menyimpannya di sisi lemari paling atas dan hanya membukanya saat kamu ingin melihatnya atau menerima bahwa kita sudah kehilangan masa untuk meniti jalan bersama. Kamu akhirnya tersadar bahwa semua memiliki masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun