Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Konsultan Keuangan Top Dunia

2 April 2024   14:27 Diperbarui: 2 April 2024   17:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Muh. Ferial Fadhila Tuhuleley

Kelas: XII MIPA 1B

Saat itu, dunia dilanda krisis moneter. Hampir setiap inci lokasi di negara ini berubah suasananya menjadi mencekam. Kerusuhan terjadi di mana-mana. Gedung-gedung dibakar, mobil-mobil dihancurkan, kobaran api menyambar ke sana-ke mari. Orang-orang pun seperti kehilangan kewarasan. Para warga dibantu dengan mahasiswa mulai datang layaknya air bah menuju pusat kota. Merusak apapun yang dilewatinya. Membunuh siapapun yang menyangkal. Apa itu aparat kepolisian? Maka akan langsung dihujani lemparan batu ke kepalanya. Tumpah darah menghiasi jalanan kota. Aparat penegak hukum tidak mampu lagi membendung manusia yang bringas akan revolusi negara ini.

Uang menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan sejak ribuan tahun lalu. Sejarah uang sudah muncul sejak ribuan tahun sebelum masehi. Lebih tepatnya sistem keuangan yang menukar barang untuk mendapatkan barang lainnya (barter). Ribuan tahun setelahnya, perlahan demi perlahan dibarengi oleh inovasi umat manusia, uang kertas/uang fiat. Uang kertas/uang fiat merupakan suatu benda yang memiliki nilai yang diterbitkan oleh pemerintah atau otoritas pusat yang dinilai dapat dipercaya oleh masyarakat untuk mengatur nilai uang itu sendiri.

Mulai dari sistem yang bukan apa-apa sampai akhirnya menjadi sebuah aspek penting bagi kehidupan manusia bukanlah sebuah perjalanan singkat. Manusia rela membunuh sesama manusia hanya karena selembar uang kertas. Seperti memiliki sisi magis, membuat manusia terhipnotis untuk melakukan hal di luar norma apabila disuguhi setumpuk uang. Hal itu dikarenakan sejarah yang panjang dan nilai yang ditawarkan uang itu sendiri karena sejatinya uang memiliki nilai dan bisa menjadi alat tukar untuk mendapat apapun yang kita inginkan. Coba kalian pikirkan, uang yang dibiarkan tergeletak dibatas meja, mau sebesar apapun uang itu, tetap saja itu hanyalah setumpuk uang yang tidak memiliki nilai. Namun, ketika setumpuk uang itu dibelanjakan ke pasar untuk dibelikan beberapa barang, baru uang itu memiliki nilai. Kondisi tersebut yang membuat orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi super kaya. Bahkan jika itu harus menyingkirkan nilai dan norma sosial.

Arman, sosok pemuda mahasiswa dari kampus ternama di ibu kota, memiliki pandangan yang sama tentang sejarah dan nilai uang itu sendiri. Siang hari, di depan kelas ekonomi, di salah satu mata kuliah, Arman yang bertanya kepada dosen, “Bagaimana nilai uang bisa berubah?”. “Arman, bagaimana kau bisa disebut mahasiswa berprestasi jika pola pikirmu sedangkal itu, bahkan anak SMA bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah, baca Kembali modul halaman 504 tentang Time Value of Money”, dosen menjawab santai. Seperti menyepelekan pertanyaan tersebut, sang dosen hanya menyuruh Arman untuk membaca Kembali modul yang ia berikan tanpa memberikan penjelasan lugas terkait pertanyaan tersebut.

Dari kursi belakang, Padi, seorang mahasiswa pendiam yang kerjaannya hanya duduk mendengarkan tanpa bersuara di pojok kelas, mengacungkan tangan. “Siapa kau, aku seperti tidak pernah mendegarmu berbicara saking pasifnya kau dalam kelas ini?!”, ucap dosen dengan nada tinggi. “Perkenalkan, saya Padi, mahasiswa dari jurusan lain, saya tertarik dengan mata kuliah ekonomi ini, sehingga saya datang meski bukan dari jurusan ini. Arman!, saya ingin menjawab pertanyaanmu barusan.”, Padi menjawab Dosen dengan lugas sekaligus menyertakan alasannya mengangkat tangan. Dosen menyeringai,”Hey, lihatlah anak itu. Apa kalian tidak malu kepadanya?, dia datang dari fakultas lain untuk mempelajari ekonomi sedangkan kalian hanya bermalas malasan saja dalam kelas ini. Silakan Padi, boleh saja Kau menjelaskan pertanyaan Arman barusan!”. Tanpa sepatah dua kata lagi, Padi mulai menjelaskan panjang lebar, apa yang disebut Time Value of Money dan kenapa nilai uang bisa berubah ubah.

***

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun