Mohon tunggu...
Gubug Batu Tanah Basah
Gubug Batu Tanah Basah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Masih belajar menuturkan, menuliskan, menuang tinta dalam goresan, menikmati sepi seraya berceloteh dikala sendiri. Masih rutin menjaga asa di http://gubugbatu.blogspot.com email: gubug.batu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waru Sehelai

31 Oktober 2013   12:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

daun waru bergayut sehelai
terangguk berandai-andai
kawanannya gugur terberai
paripurna terjemput hujan merinai

seakan menunggu,
daun waru tetap di situ
laksana menanti,
menguning-pun tak kunjung mati

daun waru memilih anginnya
yang akan menanggalkannya
daun waru menyilahkan anginnya
yang akan menggugurkannya

kadang angin tak mengerti
menderu keras tanpa henti
memang angin tak ber-ampun
mengoyak helainya, tajam beruntun

daun waru seakan-akan letih
sesekali hilang walaupun masih
bertahan tertembus demi kasih
meliuk mengelabui angin, lunglai tertatih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun