daun waru bergayut sehelai
terangguk berandai-andai
kawanannya gugur terberai
paripurna terjemput hujan merinai
seakan menunggu,
daun waru tetap di situ
laksana menanti,
menguning-pun tak kunjung mati
daun waru memilih anginnya
yang akan menanggalkannya
daun waru menyilahkan anginnya
yang akan menggugurkannya
kadang angin tak mengerti
menderu keras tanpa henti
memang angin tak ber-ampun
mengoyak helainya, tajam beruntun
daun waru seakan-akan letih
sesekali hilang walaupun masih
bertahan tertembus demi kasih
meliuk mengelabui angin, lunglai tertatih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H