Mohon tunggu...
Gubrak Jabrik
Gubrak Jabrik Mohon Tunggu... -

May I paint the sky?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langitku Sepi.... Aku Kangen Mbah Carik

22 Mei 2011   06:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah  lama mbah Carik tidak kelihatan,

biasanya pagi pagi buta sudah terdengar desiran sapu lidi

berirama, rapi ... pelan tapi pasti

Ayam ayam mulai berlarian

Bu carik tidak ketinggalan,

meramu bekatul dengan nasi sisa kemarin sore

di dalam piring blek tambalan

ayam berlarian dan menyantap sarapan pagi...

------

Menjelang siang biasanya mbak carik ndangir tanaman

dengan pacul gowang tanpa baju bercelana hitam khas

mbak carik menggemburkan tanah

acuh dan cuek pada hiruk pikuknya para cucu

hari ini mbah carik tak kelihatan

Bu carik memotong lumbu dan genjer genjer

lalu ditebarkan ke kolam yang dihuni gurame

sedap..gurame menyantap lezatnya adonan

-----

tongkat rotan bengkok itu lama tergantung

kemana mbah carik lama tak terlihat

menjelang maghrib biasanya

kidung kidung menggema

dengan suaranya yang khas .....

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro….
Aku lagi bang wingo wingo…
Jin setan kang tak utusi…
Dadyo sebarang…
Wojo lelayu sebet…

Menjelang larutmalam mbah carik

biasanya ndalang untuk para cucunya

menjelang tidur

gamelan, suarabpara wayang dan sinden

menjadi satu dalam mulut yang mulai renta

bu carik menjelang malam

dengan kemben singset

menganyam mendhong sambil susuran

sesekali dehem dan komentar kalau sang dalang salah alur cerita

atau protes kalau ada adegan yang terlewatkan

aku bener benar kangen cerita mbah carik 45 tahun lalu.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun