Mohon tunggu...
Go Teng Shin
Go Teng Shin Mohon Tunggu... -

Menulis dengan Data dan Logika.\r\nHobby tertawa, tinggal di Jakarta Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Heru, 'Teman Ahok', Singapura, dan Pertempuran para Kurawa

5 Juni 2016   10:13 Diperbarui: 5 Juni 2016   13:22 3121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada Teman Ahok Fair di Jakarta, ada Konser di Hongkong, lalu ada Festival Makanan di Singapura. Semua itu tentu saja ada perputaran duitnya. Di Jakarta, di bawah pelototan masyarakat; tentu saja tidak banyak yang bisa dilakukan. Teman Ahok Fair hanya menghasilkan Rp 1,4 miliar; duit receh dibandingkan kebutuhan verifikasi dan kampanye. Tapi transaksi di Luar Negeri hanya akan melalui mata beberapa petugas yang memeriksa perpindahan dana keluar dari negara mereka masuk ke Indonesia. Pencekalan acara penggalangan dana itu oleh Pemerintah Singapura jelas merupakan pukulan hebat bagi Ahok dan 'TEMAN AHOK'.

Hari-hari ke depan akan semakin terjal dan berliku. Selamat berjuang, Ahok dan 'TEMAN AHOK'! Pilgub DKI 2017 sebaiknya Ahok tetap ikut, ngga rame kalau ngga ada lu!

Ahok tidak perlu ngeluh ngeluh soal verifikasi faktual. Antara peraturan pilgub 2012 dan 2017 bedanya hanya penurunan tenggat 14 hari menjadi 3 hari untuk merespon kedatangan petugas. Zaman Faisal Basri, dengan dana pas-pasan saja bisa lolos; dan KPUD juga bisa dilobby untuk memperpanjang waktu verifikasi. Kok Ahok yang bermodal 1 juta KTP, didukung konglo dan bisa ngumpulin dana bermiliar-miliar, kerjanya mengeluh melulu. Tolong siapkan saja pendamping dengan kemampuan mobilisasi 'TEMAN AHOK' yang hebat itu; 45.000 orang jangan kurang. Awasi KPUD dan kumpulkan orang ke PPS. Toh KPUD juga berjanji untuk fleksibel 

Sebaiknya Ahok tak usah cengeng, belum apa-apa sudah mengeluh ke media terus dicopy paste pendukungnya dari Fakfak yang sama lebaynya jadi posting rengekan di Kompasiana. Sebagaimana Faisal Basri, hadapi verifikasi faktual secara ksatria. Dulu Faisal-Biem turun langsung ke kelurahan untuk mengawasi. Ada baiknya kerendahan hati seperti itu ditiru, misalnya mengetuk door to door rumah di Pluit, PIK dan Pantai Mutiara supaya standby, jangan keluar negeri atau ke mall sebelum ke PPS. KTP Ahok kan kabarnya mayoritas dari sana, bukan Kampung Pulo, Bukit Duri atau Luar Batang. Jadi Ahok tidak perlu takut sampai harus bawa puluhan bodyguard.

Tapi kalau misalnya terbukti sebagian besar KTP itu bodong, Ahok hadapilah dengan ksatria. Apabila ada makian beraroma nenek dan jamban, maka jangan lagi menyasar yang tidak bersalah. Yang perlu ditembak adalah 'TEMAN AHOK' yang sudah menjerumuskan Ahok.  Dan jangan tanggung-tanggung ngamuknya sebab saat itu pasti sudah terlambat untuk minum air cucian bu Ketum.

Jakarta, 5 Juni 2016

GTS69

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun