Lwin (2003: 197) mendefinisikan kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain atas dasar pemahaman dan tanggapan yang tepat terhadap maksud dan perasaan orang lain. Peserta didik dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi mudah dikenali karena selalu dikelilingi oleh teman yang banyak dalam kesehariannya. Lebih lanjut, Amstrong (2002: 14) mengemukakan ciri kecerdasan interpersonal dalam kehidupan peserta didik sehari-hari, sebagai berikut:
1)Senang melakukan permainan beregu seperti kasti atau sepak bola.
2)Mempunyai banyak teman di kelas dan di rumah.
3)Lebih senang bermain bersama teman saat istirahat daripada sendirian.
4)Senang menolong orang lain.
5)Tidak memilih-milih teman.
6)Bila ada teman yang bertengkar, ingin sekali mendamaikan.
7)Lebih mudah memahami materi pelajaran bila dipelajari bersama-sama (kelompok) daripada sendiri.
8)Mudah mendapat teman baru jika pindah ke sekolah lain atau ada teman yang pindah dari sekolah lain.
9)Bercita-cita menjadi direktur atau manajer suatu perusahaan.
10)Mudah mengungkapkan apa yang dirasakan pada orang lain.
Lwin (2003: 198) mengemukakan pengaruh kecerdasan interpersonal bagi peserta didik, antara lain:
1)Mudah menyesuaikan diri meski berada dalam lingkungan baru.
2)Mudah bekerja sama dengan orang lain sehingga akan memperolah keberhasilan dalam aktivitas yang bersifat kelompok.
3)Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dapat menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani.
Strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada peserta didik dengan kecerdasan interpersonal yang dominan, antara lain:
a)Mengembangkan sikap empati peserta didik dengan memberi kesempatan untuk mengajari teman sekelasnya yang belum memahami materi pelajaran.
b)Membuat formasi patung orang untuk menginterpretasikan materi yang sedang dipelajari. Misalnya, penjumlahan dan pengurangan. Pendidik meminta beberapa peserta didik untuk maju ke depan kelas dan menjadi peraga materi.
c)Pemberian tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Kelompok peserta didik dibentuk berdasarkan kecerdasan yang beraneka ragam sehingga memungkinkan terjadinya pembagian tugas dalam kelompok.
d)Pemberian tugas melalui permainan atau games. Permainan adalah aktivitas yang sangat disukai peserta didik. Permainan yang digunakan tentu jenis permainan kelompok. Melalui aktivitas ini, peserta didik dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, sekaligus membina hubungan interpersonal dengan teman sekelas.
e)Aktivitas simulasi secara berkelompok terkait materi yang sedang dipelajari. Misalnya, simulasi gempa bumi.
Sumber:
Amstrong, T. (2002). Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. (Alih Bahasa: Rina Buntaran). Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lwin, M. et al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua. (Alih Bahasa Christine Sujana). Jakarta: Indeks.
Gian Nitih Tania. (2013). Skripsi Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Majemuk. Disahkan tanggal 24 Juli 2013. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H