Santap siang hari itu sangat nikmat. Ikan yang tadi kami tangkap walaupun banyak duri, ternyata enak rasanya tapi lumayan amis. Setelah makan, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah hutan Mangrove Sijok. Dalam perjalanan kami sempatkan untuk mampir di Pantai Tanjong Tinggi. Mendung sudah menebal dan belum lama kami berada di sana, hujan pun turun cukup deras. Kami pun cepat-cepat masuk ke mobil dan meneruskan perjalanan ke Sijok.
pantai-tanjung-tinggi-5add2368dd0fa8168a4005c2.jpg
Di Sijok terdapat sebuah Mesjid yang terbuat dari kayu. Bangunannya bagus dan 'authentic'. Sesampai di hutan mangrove, gerimis masih turun. Kami pun menapaki jembatan kayu. Pemandangannya sangat menyejukkan, udaranya segar, sangat berbeda dengan udara di Jakarta. Kami sempat berjumpa dengan seorang penjaga hutan mangrove dan bercakap-cakap dengannya.Â
Cukup lama kami berada di mangrove Sijok. Mengingat hari sudah mulai sore, kami memutuskan untuk kembali ke kota. Rupanya teman saya belum mau mengantar saya kembali ke hotel. Dia mengajak saya untuk megunjungi sebuah kampung nelayan.Â
Di sini kita bisa melihat para tempat menjemur ikan bertebaran di mana-mana. Ibu-ibu nelayan terlihat mengangkat ikan teri yang dijemur sejak pagi. Ikan yang  sudah kering akan di kirim ke berbagai tempat di Indonesia termasuk Jakarta. Setelah puas melihat-lihat dan berinteraksi dengan beberapa ibu nelayan, akhirnya saya pun diantar kembali ke hotel.
Keesokan harinya, saya dijemput pada jam 9 oleh teman saya. Tujuan kami hari itu adalah mengunjungi Danau Kaolin kemudian ke bandara karena saya akan pulang pada siang harinya. Setelah foto-foto di Danau Kaolin, saya masih punya banyak waktu sebelum ke bandara, sehingga teman saya mengajak saya untuk mengunjungi Batu Mentas untuk melihat Tarsius yang bahasa lokalnya disebut Palilean.Â
Rupanya tempat ini adalah tempat wisata. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sungai yang ada di kawasan wisata ini. Kita juga bisa melihat tarsius yang ada di kandang. Binatang nokturnal ini sangat kecil dengan mata yang bulat besar. Kepalanya bisa berputar 360 derajat dan gerakannya cepat sekali. Suaranya sangat nyaring. Benar-benar menakjubkan. Ini adalah pertama kali saya melihat tarsius secara nyata karena selama ini saya selalu melihatnya di dalam film dokumenter. Wow!
Mengingat kami masih punya banyak waktu, teman saya mengajak saya sekedar berjalan-jalan dan menuju gunung tertinggi di Belitung hanya sekedar untuk menghabiskan waktu.Â
gunung-tertinggi-5add25a55e1373777c14cb42.jpg
Karena kami sudah bingung mau ke mana lagi, akhirnya saya diantarnya ke Bandara. Perjalanan 3 hari 2 malam saya ke Belitung pun berakhir. Puas rasanya karena akhirnya bisa mengunjungi Belitung dan menikmati keindahan alam yang dimilikinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya