Borobudur memang selalu memesona. Tidak sedikit wisatawan mancanegara maupun domestik yang mengagumi keindahan hasil karya para leluhur kita tersebut. Di tempat ini beberapa kali pernah diadakan sendratari dan pada tahun 2011 penulis mendapat kesempatan untuk menyaksikan pementasan sendratari Mahakarya Borobudur.Bersama dengan beberapa teman, penulis berhasil mendapatkan tiket untuk menyaksikan sendratari yang diadakan di Candi Borobudur.
Sore hari menjelang pertunjukkan, kami berangkat dari Solo menuju Magelang. Saat itu sisa-sisa letusan Merapi masih tampak jelas di sebagian jalan menuju Magelang, seperti pasir-pasir masih menumpuk, pohon-pohon kelapa yang kering, dan sungai yang dipenuhi pasir vulkanik.
Setelah beberapa jam kemudian, kami akhirnya sampai di kawasan Borobudur dan kami harus mengarah ke Taman Lumbini di bagian timur Candi Borobudur. Setelah memarkir kendaraan, kami pun menuju lokasi pertunjukan dan mulai mencari tempat duduk kami. Saat kami tiba, baru ada beberapa pengunjung saja yang datang. Kesempatan ini kami gunakan untuk mengagumi keindahan Borobudur yang berdiri gagah di belakang panggung. Kami pun sempat berjalan-jalan di taman di kaki Borobudur.
[caption id="attachment_349372" align="aligncenter" width="300" caption="Panggung tempat pementasas"][/caption]
Ketika malam tiba, lampu-lampu mulai dinyalakan dan Borobudur pun mulai bersinar. Indah sekali. Menjelang pertunjukan dimulai, Richard Gere tiba. Semua orang pun mulai berdesak-desakan agar dapat melihat bintang film terkenal itu dari dekat. Beruntung sekali penulis bisa berdiri dekat sekali dengannya. Walaupun dia sudah cukup berumur dan kerutan-kerutan di wajahnya sudah tampak cukup banyak, tetapi dia masih terlihat tampan dan gagah. Kamera kami pun tak henti-henti mengabadikannya. Tetapi yang menyebalkan adalah petugas-petugas keamanan yang sangat sok. Sebal sekali melihat gaya mereka yang sombong dan sok berkuasa. Dengan angkuh mereka melarang pengunjung mendekati Richard Gere, sementara Richard Gere sendiri dengan senang hati melayani para pengunjung yang ingin berfoto dengannya.
[caption id="attachment_349370" align="aligncenter" width="300" caption="Borobudur menjelang pertunjukan"]
[caption id="attachment_349373" align="aligncenter" width="300" caption="Richard Gere di antara penonton"]
Jam delapan malam sendratari pun dimulai. Sendratari ini menceritakan tentang pembangunan candi Borobudur. Para penari terdiri dari para mahasiswa dan mahasiswi ISI Surakarta. Para penari menarikan kisah pembangunan candi ini dengan sangat bagus. Terkadang gerakan mereka sangat lembut dan lamban, terkadang cepat dan dinamis. Menarik sekali. Permainan lampu di panggung, juga membuat pertunjukkan sendratari ini semakin menarik dan menakjubkan. Menjelang akhir dari cerita sendratari tersebut panggung diterangi obor-obor yang memancar dan saat sendratari berakhir, Borobudur menjadi terang. Indah sekali pemandangannya dan membuat tubuh penulis merinding.
[caption id="attachment_349374" align="aligncenter" width="300" caption="Sendratari Mahakarya Borobudur"]
[caption id="attachment_349375" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu adegan dalam sendratari"]
[caption id="attachment_349376" align="aligncenter" width="300" caption="Babak akhir"]
[caption id="attachment_349377" align="aligncenter" width="300" caption="Para penari dan Richard Gere"]
Ketika pementasan berakhir, kami pun tidak lupa mengambil foto dengan latar belakang Borobudur yang sangat indah. Tidak hanya kami, ternyata beberapa biksu pun tidak segan-segan bergaya di depan kamera dengan Borobudur sebagai latar belakangnya. Puas berpose, kami pun kembali ke mobil dan mengarahkan mobil ke arah Yogyakarta. Malam itu kami beruntung sekali karena bisa menyaksikan pertunjukkan yang indah, yang tidak terjadi setiap hari. Namun yang menambah pengalaman ini tak terlupakan adalah hadirnya Richard Gere yang dapat penulis lihat dari jarak yang sangat dekat.
[caption id="attachment_349378" align="aligncenter" width="300" caption="Di belakang panggung"]
sumber foto: pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H