[caption id="attachment_349741" align="aligncenter" width="300" caption="Bangunan museum"]
Setelah melihat-lihat museum, kami pun pergi ke Kota Tua. Di sana sudah banyak pengunjungnya. Kami melihat orang-orang patung yang rela berdiri berjam-jam di kawasan kota tua tersebut. Kami pun kemudian masuk ke museum Fatahilah. Museum ini besar namun barang-barang yang dipajang tidak banyak dan pengaturannya sama sekali tidak menarik. Informasi yang ditampilkan juga minim. Berbeda sekali dengan museum-museum yang ada di luar negeri.
[caption id="attachment_349742" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Fatahillah"]
[caption id="attachment_349748" align="aligncenter" width="300" caption="Manusia patung"]
Dari museum kami kemudian beristirahat di bawah pohon. Di situ terdapat beberapa pengamen muda sedang bermain gitar dan menyanyi. Kami pun duduk di situ sambil memperhatikan para wisatawan yang lalu lalang. Namun tiba-tiba, segerombolan anak sekolah mendekati kami, tepatnya anak teman penulis. Rupanya mereka sedang belajar dalam bahasa Inggris. Sambil membaca catatan yang mereka bawa, mereka meminta izin untuk mewawancarai anak teman penulis tersebut. Agak kikuk juga dia, tapi akhirnya dia pun setuju untuk diwawancarai dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Selepas mewawancarainya, anak-anak ini minta untuk difoto bersama-sama dengan anak teman penulis. Lucu sekali melihat pemandangan ini dan kelihatan betapa bangganya mereka bisa berfoto dengan orang “bule”.
Setelah merasa cukup, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Dalam perjalanan menuju halte transjakarta, kami melihat beberapa bangunan di kota tua tersebut sudah rusak dan tidak terawat. Ada rumah yang sudah ditumbuhi pohon, ada bangunan yang sudah tidak berdinding dan beberapa lagi. Sayang sekali jika gedung-gedung bersejarah tersebut tidak dirawat dan dipertahankan.
[caption id="attachment_349744" align="aligncenter" width="300" caption="Kawasan kota tua"]
[caption id="attachment_349745" align="aligncenter" width="300" caption="Bangunan rusak"]
Setelah menghabiskan beberapa jam berdesakan dan bermandi keringat di dalam bus, kami pun sampai di rumah. Sesampai di rumah kami segera membersihkan diri dan melepas lelah sambil menikmati teh dan coklat panas. Walaupun lelah, kami semua menikmati perjalanan kami hari itu.
sumber foto: pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H