Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Air Terjun Bojongkoneng di Sentul

26 Oktober 2014   22:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 5415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda mendengar tentang curug (air terjun) Bojongkoneng  atau curug Bidadari yang terletak di Sentul?  Tempat ini terletak tidak jauh dari Jakarta dan cukup dikenal oleh para pecinta sepeda yang sering bersepeda ke daerah tersebut.

Untuk mencapai tempat ini sebenarnya tidaklah susah atau jauh. Namun jika Anda baru pertama kali menuju tempat ini, rasanya cukup jauh dan tidak ada papan penunjuk jalan untuk memudahkan pengunjung mencapainya. Ketika kita keluar dari pintu tol, kita belok ke kiri dan terus saja ikuti jalan tersebut sampai kita berada di pertigaan setelah taman budaya. Dari situ kita harus berbelok ke kanan dan ikuti jalan tersebut melewati rumah-rumah penduduk. Jalan yang dilalui cukup sempit dan berkelok-kelok sehingga kita harus berhati-hati terutama jika ada kendaraan dari arah yang berlawanan. Jalan tersebut akan membawa kita ke sebuah pertigaan. Di pertigaan tersebut kita berbelok ke kiri dan tidak jauh dari situ kita akan berbelok ke kiri lagi dan jalan tersebut akan membawa kita menuju curug Bojongkoneng. Namun sayang, jalan yang harus dilalui masih jelek dan berbatu-batu, sehingga kita harus berhati-hati saat mengendarai kendaraan, terutama jika kita ke sana mengendarai mobil sedan.

Sesampai di gerbang, kita harus membeli karcis masuk. Untuk masuk ke curug Bojongkoneng kita harus membayar 20.000 per orang ditambah 5.000 untuk parkir mobil. Dari pintu gerbang tersebut kita masih harus melalui jalan yang mendaki dan menurun untuk sampai ke areal parkir. Di areal parkir tersebut terdapat beberapa warung yang menjual makanan dan minuman.  Dari areal parkir tersebut kita dapat melihat air terjun tersebut. Sayangnya pada waktu penulis ke sana, air terjunnya sangat kecil dan tidak deras.

[caption id="attachment_369372" align="aligncenter" width="496" caption="Pemandangan dari areal parkir"][/caption]

[caption id="attachment_369369" align="aligncenter" width="354" caption="Curug Bojong Koneng Oktober 2014"]

1414311356490031341
1414311356490031341
[/caption]

[caption id="attachment_369373" align="aligncenter" width="213" caption="Curug Bidadari/Bojongkoneng"]

14143121541874702525
14143121541874702525
[/caption]

Suasana yang penulis rasakan saat mengunjungi tempat tersebut beberapa hari yang lalu, sangat berbeda dengan saat penulis pergi ke sana sekitar dua tahun yang lalu.  Saat itu semuanya masih sangat alami. Air terjunnya pun sangat deras dan di sekitar air terjun belum ada kolam untuk  tempat bermain bagi anak-anak. Sekarang di sekitar air terjun sudah banyak terdapat pondok yang dapat disewa. Sebelum mencapai air terjun terdapat kolam yang panjang tempat anak-anak bermain. Di  situ batu besar yang dulu berdiri kokoh menutupi air terjun sekarang sudah dibelah dan di tengahnya dibangun jembatan untuk menuju air terjun Bojongkoneng. Walaupun airnya tidak begitu deras karena memang masih musim kemarau, namun air terjun itu masih terlihat indah.

[caption id="attachment_369376" align="aligncenter" width="425" caption="Pemandangan dua tahun yang lalu"]

1414312658172603979
1414312658172603979
[/caption]

[caption id="attachment_369378" align="aligncenter" width="425" caption="Curug Bojongkoneng ketika masih alami"]

14143128831501758416
14143128831501758416
[/caption]

[caption id="attachment_369374" align="aligncenter" width="425" caption="Bojongkoneng dua tahun lalu"]

14143122302083463152
14143122302083463152
[/caption]

[caption id="attachment_369375" align="aligncenter" width="425" caption="Bojongkoneng saat deras"]

14143122741442999705
14143122741442999705
[/caption]

Kolam yang ada di air terjun itu pun sangat dangkal, jadi kita dapat dengan mudah berjalan menuju curahan air terjun. Karena air di kolam itu sedang surut, maka pengunjung dapat duduk-duduk di bebatuan di dekat batu besar sambil melihat curahan air terjun dan bebatuan di dinding bukit yang terlihat indah. Namun, saat musim penghujan, jika curahan air terjun masih tetap sama seperti dua tahun yang lalu, penulis yakin bahwa kolam tersebut akan menjadi dalam, jadi jangan berharap dapat duduk-duduk di tempat itu karena bebatuan tersebut pasti akan tertutup air.

[caption id="attachment_369377" align="aligncenter" width="354" caption="Derasnya curug Bojongkoneng"]

14143127501954864322
14143127501954864322
[/caption]

Saat sedang menikmati keindahan air terjun dan saat penulis melihat ke atas ke arah sumber air terjun, tiba-tiba penulis melihat dahan-dahan pohon di puncak bukit tersebut bergoyang-goyang dan beberapa monyet bermunculan dan menyeberangi air terjun. Ada juga yang duduk-duduk di tepi air terjun. Menarik sekali , apalagi saat penulis melihat segerombolan monyet yang jumlahnya sekitar sepuluh ekor berjalan menyeberangi air terjun dan menuju ke pohon yang tepat ada di tepi air terjun.

Puas bermain-main di air terjun dan ketika hujan mulai turun, penulis memutuskan untuk kembali ke Bogor. Walaupun suasana di sekitar air terjun sudah tidak alami lagi, namun air terjunnya sendiri masih alami dan menjadi daya tarik tersendiri.

Sumber foto: pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun