Ketika ada banyak pilihan bahan bakar yang tersedia, pernahkah anda berfikir, yang mana yang paling ekonomis? Bensin, solar, LPG, atau gas alam?
Ketika satuan harga yang digunakan di SPBG adalah Rupiah/liter setara premium, tentu mudah membandingkannya. Namun namun ketika masing2 menggunakan satuan harga yang berbeda, LPG dengan Rp/kg, gas pipa Rp/m3, dan LNG $/mmbtu, bagaimana cara membandingkannya?
Pertama tama, mari kita pahami dahulu konsep dari satuan lsp (liter setara premium). Satuan yang merupakan terjemahan bebas dari satuan GGE (galon gasoline equivalent) ini, membandingkan jumlah gas yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi yang sama dengan satu liter bensin premium. Energi yang dikandung gas disebut sebagai Heating Value, dalam satuan energi per satuan berat (energi spesifik) atau volume (kerapatan energi) dalam suhu dan tekanan tertentu (standard temperature - pressure). Unit Btu/scf adalah salah satunya, joule/kg mungkin unit yang lebih akrab didengar dari pelajaran di sekolah.Â
Dalam industri migas, standard cubic feet (scf) atau standar kaki kubik adalah volume dalam kaki kubik pada 14.73psi 60°F, sedangkan standard meter kubik (atau Normal m3) adalah pada 101.325 kPa 15°C. Hal ini berbeda dengan STP berdasarkan standar IUPAC pada 101.325 kPa 0°C yang biasa digunakan pada pelajaran kimia di sekolah. Kita bisa mendapatkan relasi antara standar suhu dan tekanan yang berbeda tersebut menggunakan rumus gas ideal: pV=nRT.
Ada dua macam heating value yang akan kita dapatkan dari literatur: High Heating Value (HHV) dan Low Heating Value (LHV), dimana yang membedakan adalah apakah energi yang dihasilkan diukur dengan air hasil pembakaran dalam kondisi uap (LHV) atau cair (HHV). Yang akan kita gunakan untuk mendapatkan kesetaraan antar bahan bakar adalah LHV, sedangkan yang digunakan dalam harga penjualan gas adalah HHV.
Tahap berikutnya, adalah mencari data literatur heating value dari masing-masing bahan bakar yang akan kita bandingkan. secara aktual akan ada perbedaan angka heating value untuk bahan bakar karena komposisinya yang beragam. Apabila komposisi aktual bahan bakar diketahui (dengan gas kromatografi misalnya), maka HV bahan bakar tersebut dapat dihitung.
Sebagai contoh, merujuk pada referensi 1) nilai yang kita gunakan untuk contoh perhitungan ini adalah sebagai berikut:
![atcl-heat-cap-5b06e9c8f133440e4c10b214.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/atcl-heat-cap-5b06e9c8f133440e4c10b214.png?t=o&v=770)
Gas dan LNG menggunakan satuan harga yang sama, namun nilai energi yang dirujuk adalah HHV, bukan LHV. Untuk mengkonversinya cukup dengan mengalikan harga tersebut dengan HHV/LHV.
Contoh: Harga LNG 8 $/mmbtu, maka harga energi efektifnya:Â
![atcl-hhv-to-lhv-5b06dc9f16835f426a537df4.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/atcl-hhv-to-lhv-5b06dc9f16835f426a537df4.png?t=o&v=770)
Untuk bahan bakar padat dan LPG dalam satuan Rp/kg, kita gunakan heating value dalam btu/kg. LPG sendiri merupakan campuran propana dan butana, dimana Elpiji Pertamina adalah campuran propana:butana 1:1. Oleh karena itu, angka HV yang kita gunakan harus dihitung ulang, proporsional sesuai komposisi aktual LPG yang dihitung.
LHV LPG = 50%×46.35+50%×45.75= 46.05MJ/kg
Kemudian kita konversi satuan MJ menjadi btu : Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
LHV LPG = 46.05MJ/kg ×947.817 btu/MJ = 43647 btu/kg
Hal yang sama juga berlaku untuk gas alam, LHV dapat dihitung berdasarkan LHV komposisi gasnya, komposisi berdasarkan rasio berat menggunakan energi spesifik, komposisi volume menggunakan kerapatan energi.
![atcl-hhv-by-composition-5b06e8f4dd0fa838b96a5b14.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/atcl-hhv-by-composition-5b06e8f4dd0fa838b96a5b14.jpg?t=o&v=770)
1 m3 = 35.3147 ft3;
60°F = 288.706K; 15°C = 288.15K
14.73psi = 101 559.8 Pa; 101 325 Pa
Kemudian kita terapkan dan perubahan suhu dan temperatur standar menggunakan rumus gas ideal:
![atcl-ideal-gas-law-5b06dd16f133440e4c10b212.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/atcl-ideal-gas-law-5b06dd16f133440e4c10b212.png?t=o&v=770)
![screenshot-2018-05-24-23-39-37-306-com-dropbox-android-5b06ebb4cf01b47464702f03.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/screenshot-2018-05-24-23-39-37-306-com-dropbox-android-5b06ebb4cf01b47464702f03.png?t=o&v=770)
Setelah didapatkan Rp/scf, kita dapat menggunakan LHV dan nilai kurs untuk mengkonversi ke satuan utama ($/mmbtu).
Untuk bahan bakar cair seperti bensin dan solar, dalam Rp/L dan data LHV dalam btu/gal, kita dapat langsung menggunakan konversi L/gal dan kurs. Kurs yang saya gunakan dalam perhitungan ini adalah Rp 13500/ US$.
Berdasarkan cara-cara tersebut di atas, dari satuan $/mmbtu dapat dihitung balik menjadi satuan setara dengan bahan bakar yang ingin dibandingkan. Dengan menggunakan spreadsheet seperti excel, kita dapat membuat beberapa baris, dan memasukkan harga aktual dengan fungsi goalseek, atau membuat tabel contekan seperti contoh di bawah untuk dapat membandingkan / memperkirakan dengan cepat harga per mmbtu bahan bakar tersebut.
![atcl-setara-harga-5b06ebd1cf01b469c43325e5.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/atcl-setara-harga-5b06ebd1cf01b469c43325e5.jpg?t=o&v=770)
Contoh 1
- Misalkan harga solar yang biasa kita pakai berharga Rp 8070/L (kolom paling kanan, baris 7), maka harga energinya adalah (baris yang sama, kolom paling kiri) $ 17.5/mmbtu.
- Apabila kita dapat menggunakan gas alam / LNG seharga $ 13.5/mmbtu (kolom 2, baris ke 5), harga setara solarnya adalah (baris 5, kolom terakhir) Rp 6917/L.
(fyi, perkiraan harga LNG saat ini untuk delivery Juli 2018 dapat dilihat pada publikasi Platts LNG, $ 9.15 /mmbtu)
Contoh 2
- Apabila kita menggunakan 1 tabung LPG 12kg seharga Rp 141000/tabung setiap bulan (Rp 141000/12kg = Rp11750/kg, baris 7 kolom LPG),
- dengan pola konsumsi yang sama, apabila kita menggunakan gas kota seharga Rp 4680/m3 (kolom gas alam, baris 4) kita akan mengeluarkan sebanyak (baris 4 kolom LPG x 12 ) Rp 70707 setiap bulannya.
(fyi, harga gas kota ditetapkan oleh Menteri ESDM melalui BPH Migas, seharga Rp 3202/m3 untuk rumah mewah di daerah Bekasi pada jaringan PGN)
Kira-kira demikian cara melakukan perhitungan untuk membandingkan harga masing-masing bahan bakar. Untuk menghitung lebih lanjut keekonomian konversi bahan-bakar, perlu dipertimbangkan juga harga dari converter kit, ketersediaan bahan bakar yang diinginkan, dampak dari konversi terhadap garansi kendaraan, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Referensi:
https://www.engineeringtoolbox.com/fuels-higher-calorific-values-d_169.html,
https://www.engineeringtoolbox.com/heating-values-fuel-gases-d_823.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI