Mohon tunggu...
Gabriel Sujayanto
Gabriel Sujayanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

blogger penulisan efektif (djantobronto.wordpress.com), editor, freelancer, penyuka fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hindari Bahasa Berlebihan dan Gado-Gado

30 Oktober 2015   21:31 Diperbarui: 30 Oktober 2015   21:31 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa saja yang pernah belajar bahasa Inggris pasti merasakan betapa ketatnya aturan berbahasa mereka. Ada kata atau kalimat bentuk tunggal dan jamak. Ada pula bentuk kalimat atas dasar periode waktu. Kalimat-kalimat harus disusun dengan tata bahasa yang ketat dan mengikat. Kata kerjanya berubah  sejalan dengan perubahan waktu. Kurang satu huruf “s” atau kelebihan huruf “s” pada kata kerjanya bisa menjadi perkara besar.

Mengapa aturannya ketat? Mungkin, bagi orang Inggris berkomunikasi  dengan cara lisan dan tulisan adalah soal ketepatan dan keakuratan. Mereka tak ingin bahasa bisa diinterpertasikan melenceng.

Ketepatan dan keakuratan mestinya juga menjadi pedoman kita dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam bahasa Indonesia. Sayang kita kerap abai dalam berbahasa. “Yang penting ngerti,” ucap sementara orang. Akibatnya, bahasa gado-gado pun merebak. Campuran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan entah apa lagi. Konyolnya bahasa di dalam bahasa gado-gado tersebut, bahasa Inggrisnya salah, bahasa Indonesianya amburadul.

Teman saya, Giyarno Emha, pemerhati bahasa Indonesia mencatat, banyak media yang seharusnya memberi contoh  justru tak cermat dalam berbahasa.

Dalam timeline di Facebook, Giyarno berkomentar begini:

  1. Lagi, kalimat berkelamin waria. Indonesia tidak, Inggris pun bukan. Sebuah program di RCTI: "Bukan Talent Biasa". Apakah judul "Bukan Bakat Biasa" kurang gagah?
  2. Ini kata yang lazim salah penulisannya di seluruh pelosok negeri: kaos. Ejaannya yang benar adalah "kaus". Dan "kaos" berarti keadaan yang kacau-balau, bentuk nomina yang dipinjam dari kata Inggris, "chaos". Adjektivanya "kaotis".

Perhatikan juga, kalimat berikut memakai bentuk jamak yang mubazir

  1. Semua murid-murid diharuskan mengikuti upacara bendera setiap hari Senin.
  2. Untuk membangun koperasi ini, banyak persoalan-persoalan intern harus kita selesaikan dahulu.

Padahal cukup dengan mengatakan

  1. Semua murid diharuskan mengikuti upacara bendera setiap hari Senin ATAU

1 a. Murid-murid diharuskan mengikuti upacara bendera setiap hari Senin.

Sedangkan untuk kalimat nomor dua diubah menjadi:

  1. Untuk membangun koperasi ini, banyak persoalan intern harus kita selesaikan dahulu ATAU

2a. Untuk membangun koperasi ini, persoalan-persoalan intern harus kita selesaikan dulu.

Berkaca dari beberapa contoh di atas, sudah selayaknya kita cermat dalam berbahasa. Jangan asal tabrak dan bilang yang penting ngerti.

 Sumber gambar: blog-swa-jkt.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun