Mohon tunggu...
Gabriel Sujayanto
Gabriel Sujayanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

blogger penulisan efektif (djantobronto.wordpress.com), editor, freelancer, penyuka fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

5 Tips Membuat Press Release

19 Januari 2015   15:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai wartawan saya kerap diundang menghadiri konferensi pers. Agendanya tak jauh-jauh dari peluncuran produk baru atau pemaparan kemajuan performa perusahaan. Melengkapi acara,  lantas dibagikan materi tertulis yang dikenal sebagai press release.

Nah, di sini muncul persoalan. Kalau saya amati press release tersebut sebagian besar penyampaiannya berpanjang-panjang, penuh kata puja-puji, dan jargon. Akibatnya pokok bahasan menjadi kabur. Padahal wartawan ingin sebuah press release yang press klaar, agar segera diberitakan tanpa harus mengedit dengan bersusah payah.

Contoh:

# Jakarta, 6 June – REED EXHIBITIONS dan PANORAMA GROUP mengumumkan pendirian perusahaan patungan berazas kemitraan yang diberi nama PT. REED PANORAMA EXHIBITIONS (RPE) dan berdomisili di Jakarta. Selain portofolio B2B dan B2C yang sudah dimiliki dan dikelola oleh PANORAMA GROUP saat ini, RPE telah memprogramkan pengembangan rencana bisnis yang kuat untuk meluncurkan pameran dagang B2B guna menyesuaikan dengan kebutuhan perekonomian Indonesia yang terus bertumbuh dengan cepat. RPE bercita-cita untuk menciptakan dunia usaha prefesional yang mempunyai platform berkelas dunia guna  jejaring serta mewujudkan peluang pertumbuhan dan perkembangan bisnis di Indonesia.

Alinea pertama dari tujuh alinea yang ini cukup panjang. Ada banyak yang mau disampaikan dengan cara menyambung satu gagasan dengan gagasan berikutnya. Celakanya, gagasan bukannya clear, malah membuat kabur.

Yang hendak dikatakan penulis ada 4 hal: a. pendirian perusahaan patungan/ b. perusahaan baru ini menawarkan produk dan jasa baru/ c. ini semua demi menyesuaikan dengan pertumbuhan perekonomian/ d.menciptakan dunia usaha yang profesional.

Selain itu penulis ingin menekankan nama perusahaan dengan memakai huruf kapital. Sebenarnya itu tidak perlu, cukup singkatan PT dan nama awal saja yang menggunakan huruf besar.

Perhatikan juga, ketika penulis secara tiba-tiba menulis B2B dan B2C. Mungkin maksudnya business to business dan business to corporate. Mestinya penjelasan itu diberikan dalam kesempatan pertama penulisan.

Di  kalimat terakhir terdapat jargon – platform berkelas dunia. Ada lagi – pertumbuhan dan perkembangan bisnis di Indonesia. Tentu tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Tapi pembaca akan lebih nyaman bila kata-kata tersebut diganti dengan kata yang lebih membumi.

Sesudah di edit:

# Reed Exhibitions dan Panorama Group mendirikan perusahan patungan PT Reed Panorama Exhibitions (RPE) yang berazas kemitraan di Jakarta. Selain tetap mempertahankan portofolio business to business (B2B) dan business to corporate (B2C) yang ada, RPE bertekad meluncurkan pameran dagang B2B. RPE bercita-cita membangun dunia usaha yang profesional, menciptakan jejaring, dan mewujudkan peluang yang ada di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun