Menatap waktu,
di detik jam dinding,
mengingatkan akan berlalu,
segala yang datang.
Pada saatnya berubah,
hilang lenyap lelah,
tiada berkekalan,
membawa penderitaan.
Tak ada yang abadi,
Semua hanya fenomena,
muncul tiada saling berganti,
di setiap moment yang ada.
Kini masihkah kau lekati,
ikatan yang memang berarti,
tetapi dengan melepaskan,
hilangkan beban.
Buahnya berketenangan,
yang menghadirkan pengertian,
kebenaran dalam renungan,
untuk bahagia berkedamaian.
**
Mojokerto, 25 April 2024
Penulis: Lily Setiawati Utomo, Kompasianer Mettasik
Penulis Puisi Dhamma
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!