Segera kuambil sebiji pisang kapok, eh, sori, maksudku pisang kepok yang kubeli tadi pagi di pasar dekat rumahku, kubuka kulitnya dan kupotong-potong dengan sendok, lalu kutaruh ke dalam gandum sarapanku. Dengan antusias kucicipi sarapan edisi terbaruku.
Wah! Rasanya enak karena pisang kepok tidak terlalu manis dan ada sedikit rasa masamnya.
Semangkok gandum yang hambar diibaratkan sebagai kehidupanku yang terasa berat jika aku tidak berusaha membuatnya jadi berarti, sedangkan pisang kepok diibaratkan sebagai kebajikan yang membuat semangkok gandum tersebut menjadi enak, yang kemudian kuhabisi dalam sekejap tanpa memedulikan gandum yang menetes ke bajuku, hahaha.
Menikmati sarapan pagi seperti menikmati segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini dengan bersyukur atas segala sesuatu yang kuterima, baik suka maupun duka sesuai dengan karma yang telah kuperbuat sebelumnya, dan berusaha mengisi kehidupanku dengan melakukan kebajikan yang akan mendatangkan kebahagiaan.
Selamat mencoba mindful eating menurut versiku ya!
**
Medan, 16 Maret 2024
Penulis: Tania Salim, Kompasianer Mettasik
Be Grateful! Be Happy! Be Strong!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI