Pernah suatu kali juga, aku mendapat pesanan untuk menjemput seseorang di daerah ramai yang lalu lintasnya macet. Setelah berjuang dengan kesabaran tingkat tinggi untuk mencapai tujuan tersebut, tiba-tiba orangnya membatalkan pesanannya tanpa alasan yang jelas.
Aku berusaha sekuat tenaga menahan kemarahan yang mulai menunjukkan giginya dalam pikiranku. "Sabar ya!" Aku mengingatkan diriku sendiri agar tidak terjebak ke dalam arus kebencian yang akan timbul jika kemarahan ini menguasai pikiranku.
Dan, sekali lagi terbukti bahwa kebaikan yang telah kutanam selama ini membuahkan hasil.
Tiba-tiba saja masuklah pesan dari pelangganku. Si ibu guru tetanggaku itu minta dijemput dari sekolah untuk pulang ke rumah. Kebetulan sekali daerahnya dekat dengan rumah pelanggan yang baru saja membatalkan pesanannya.
Pucuk dicinta, ulam tiba. Segera kubalas pesanannya dan meluncur ke sekolah untuk berbuat kebaikan lagi. Jadi satu rezeki yang menghilang, dengan segera tergantikan oleh rezeki yang lain. Asyik bukan?
Semoga para pembaca mendapat inspirasi dari cerita ini dan termotivasi untuk berbuat kebaikan semampunya. Saksikan sendiri keajaiban yang akan terjadi.
Berusahalah berbuat kebaikan hingga akhir hayatmu dan percayalah, kemudahan dalam kehidupan ini akan senantiasa menghampirimu tanpa terduga.
Maju terus, pantang mundur!
**
Medan, 01 Februari 2023
Penulis: Tania Salim, Kompasianer Mettasik
Be Grateful! Be Happy! Be Strong!