Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sembahyang Ronde, Wujud Syukur Horizontal dan Vertikal

8 Desember 2023   11:20 Diperbarui: 8 Desember 2023   11:30 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sembahyang ronde (gambar: fimela.com, diolah pribadi)

Setiap tahun pada tanggal 22 Desember, yang biasa diperingati sebagai Hari Ibu, warga Tionghoa juga memperingatinya sebagai hari Sembahyang Ronde. Makna dari hari raya tradisi ini adalah mengungkapkan rasa Syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkah karunia yang besar bagi umat-Nya.

Mengapa Ronde?

Ronde atau biasa juga disebut dengan Onde adalah sejenis kue yang dibuat dari bahan tepung ketan, lalu dibentuk bulat beraneka warna. Umumnya putih, merah, dan hijau. Begitu pula ukurannya, ada yang besar, kecil, dan sedang tergantung selera si pembuat. Adapun isinya juga bermacam-macam. Ada gula merah, ada cairan gula, ada sirup, dan di zaman kini variasinya semakin banyak.

Umat Buddha, Umat Tridharma Indonesia, melakukan ritual ini pada pagi hari sebagai wujud usaha benar dalam menyampaikan rasa syukur secara Vertikal (kepada Tuhan, Alam, Pencipta) dan Horizontal (kepada Sesama) di akhir tahun.

Ritual dilakukan berdasarkan tradisi. Namun, penghayatan dan pengamalan Buddha Dhamma menjadi sangat penting. Bukan hanya rasa bersyukur atas apa yang telah dicapai, tetapi juga meningkatkan pemahaman spiritual, menghayati ajaran-ajaran kebaikan yang sudah kita laksanakan dalam kurun waktu setahun terakhir.

Semuanya dalam makna filosofis terhadap wujud dari ronde.

Bagi orang Tionghoa, ronde yang berbentuk bulat dianggap sebagai simbol keutuhan, genap, bersatu, tidak terpecah-pecah. Makna filosofis ini tentunya sejalan dengan harapan yang baik, bahwa seyogyanya sebagai manusia kita harus menjaga keutuhan, mengembangkan rasa kebersamaan, menghargai satu sama lainnya.

Dengan demikian, kedamaian akan terciptakan. hidup yang sehat, tenang, dan bahagia akan terpenuhi. Baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun dalam cakupan yang lebih luas lagi, sebagai sebuah bangsa bernegara.

Lalu warna-warni ronde pun memiliki makna. Putih memiliki makna suci. Kemudian ada juga biru (bakti), kuning (bijaksana), merah (cinta kasih), hingga jingga yang berarti semangat. Warna-warni ini juga bisa diasosiasikan dengan warna aura yang keluar dari tubuh Sang Hyang Buddha.

Tentu saja dalam penghayatan spiritual, sebagai umat Buddhis yang baik, kita harus senantiasa mempraktikkan Pancasila Buddhis, yakni tidak melanggar norma, kaidah tatanan dimasyarakat. Tidak membunuh, menyakiti makhluk lain, bermata pencaharian benar, tidak berdagang senjata, makhluk hidup hasil pembunuhan, racun, berjudi.

Senantiasa berkata benar, tidak bohong ataupun memfitnah, dan tidak mengonsumsi narkoba dan sejenisnya yang dapat melemahkan kesadaran seseorang.

Semoga dengan merayakan hari sembahyang ronde ini, kita semakin memahami ungkapan wujud syukur dan berterima kasih kepada Triratna dan sesama makhluk. Semoga mendekati akhir tahun ini, kita dapat memperkokoh sradha dan bhakti/keimanan kepada Sang Triratna, para Buddha, Bodhisatva, Mahasatva, dan makhluk suci lainnya. Begitu juga kepada sesama makhluk.

Semoga kita senantiasa mendapat hikmah kebijaksanaan untuk terus berupaya melaksanakan Dana, Sila, Samadhi, dan Panna, hingga tercapainya tujuan tertinggi Nibbana .

Semoga semua makhluk hidup Berbahagia , dalam berkah dan perlindungan Triratna. Sadhu-Sadhu-Sadhu (STD)

**

Tangerang, 8 Desember 2023
Penulis: Setia Darma, Kompasianer Mettasik

Dharmaduta | Penulis |Dosen | Trainer | Pensiunan ASN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun