Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kusambut Dikau, Wahai Deritaku dan Bahagiaku

19 November 2023   05:55 Diperbarui: 19 November 2023   06:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Kusambut Dikau Wahai Deritaku dan Bahagiaku (gambar: barraquer.com, diolah pribadi)

Batinku diliputi berjuta tanya
Mengapa daku sering diterpa derita?
Jiwaku kerontang begitu lelahnya
Melangkah di titian jalan kehidupan

Daku bertanya pada sang bayu
Pada rumput yang bergoyang
Pada cadas yang menjulang angkuh
Namun semua hanya diam membisu

Daku kembali merenung dalam sepi
Kubayangkan kisah hidupku
Semenjak lahir hingga detik ini
Yang telah menjalani variasi hidup

Semua sebab menimbulkan akibat
Derita maupun bahagia
Semuanya datang dan pergi
Silih berganti di lembaran kehidupan

Paticcasamuppada...

Adalah hukum sebab akibat
Batin yang bening dapat menerima
Semua kondisi apapun yang terjadi

Kusambut dikau wahai derita
Yang membuatku nestapa
Kusambut dikau wahai bahagia
Yang mengukir senyuman di bibirku

Kukatupkan kedua tanganku
Bersikap anjali dengan penuh hormat
Di hadapan Altar Sang Buddha yang Maha Agung
Sang Pelindung dalam kehidupanku

Semua peristiwa berawal dari hukum sebab akibat
Batinku merasa tenang menghadapi kehidupan ini
Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Sadhu...Sadhu...Sadhu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun