Berbicara mengisi perut adalah hal yang sangat urgen, karena dengan perut keroncongan yang belum terisi orang menjadi lesu, tidak bersemangat, tidak berdaya, sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu untuk berkarya.
Dengan perut yang telah terisi kita dapat bekerja dengan baik, bisa fokus, jadi lebih telaten dalam berkarya. Orang yang kelaparan juga bisa menjadi nekad, bisa khilaf, dan lupa diri dalam segala hal. Yang lebih berbahaya lagi, menjadi sakit, berakibat fatal, hingga kematian tentunya.
Oleh sebab itu doa sebelum makan itu penting. Sebagai bentuk pengucapan rasa syukur atas segala berkah yang telah diterima. Dalam berbagai agama, doa sebelum makan adalah hal esensial. Mensyukuri Rahmat-Nya atas sebuah berkah yang luar biasa ini.
Bagaimana dengan agama Buddha?
Doa Makan dalam agama Buddha, dari Majelis Agama Buddha dibuatkan sebagai ungkapan rasa bersyukur atas makanan yang telah kita peroleh. Bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, para Buddha, Bodhisattva, Para Dewa, dan tentunya kepada semua makhluk yang telah membantu kita sehingga kita dapat mengenyam makanan yang nikmat setiap saat .
Kepada para petani, para pedagang, semua orang yang terlibat dalam pengelolaan , pendistribusian rantai makanan. Kepada Orang tua kita, saudara-saudara, semua orang, dan semua makhluk yang telah berkontribusi.
Tidak lupa juga kepada semesta alam, semuanya yang telah membantu kita sehingga kita dapat menikmati makanan sehari-hari.
Sebagaimana anggota Sangha, para Bhikhhu, Samanaera, Atthasilani, saat makan pagi ataupun siang hari. Baik melalui dana makanan dari para umat, maupun melalui Pindapata, mereka mendaraskan paritta-paritta suci, merenungkan intinya bahwa makanan tersebut telah menyambung kehidupan mereka dan sekaligus menyokong tubuh menjadi kuat.
Semuanya menyatu dalam sebuah esensi: Bersyukur. Hal inilah yang terpenting dalam berdoa makan bagi kita Umat Buddha.
Nah itulah doa yang terpenting dalam Agama Buddha saat kita akan makan. Kita bersyukur dan merenungkan lebih dahulu berterima kasih kepada semua makhluk dan Semesta Alam, kepada Semua yang telah membantu kita sehingga kita dapat menikmati makanan yang kita terima.
Dan, dengan makanan tersebut tersokonglah kita sebagai manusia paripurna, bijaksana dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Bermanfaat bagi badan jasmani, dapat berkarya bagi nusa, bangsa, dan Negara, serta Buddha Dharma di Tanah Air Tercinta.
Berikut adalah terjemahan Doa Makan dalam agama Buddha
(Vandana)
Aku berterima kasih kepada Triratna, Para Bodhisattva, dan Para Dewa.
Aku berterima kasih kepada para Guruku, kepada Ayah dan Ibuku.
Karena hingga kini aku Sehat dan bahagia.
Semoga makanan ini berguna untuk kesehatan, dan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini.
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta, Semoga semua makhluk hidup Berbahagia , Sadhu.
**
Tangerang, 28 Oktober 2023
Penulis: Setia Darma, Kompasianer Mettasik
Dharmaduta | Penulis |Dosen | Trainer | Pensiunan ASN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H