Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kekuatan Sebuah Kata

25 September 2023   05:55 Diperbarui: 25 September 2023   07:10 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuatan Di Balik Sebuah Kata (gambar: news.mit.edu, diolah pribadi)

Kata apa ya yang bisa memberi pengaruh yang begitu besar kepadaku? Pernahkah Anda mengalaminya juga? Ayo berbagi!

Kusambut pagi ini dengan ceria dan hati yang berbunga karena hari ini adalah hari istimewa bagiku. Setengah abad lalu aku terlahir ke dunia ini dan sudah mengalami suka duka kehidupan ini.

Dari miskin menjadi cukup berada, dari sehat menjadi sakit, dari posisi atasan menjadi bawahan, silih berganti. Semuanya kuhadapi dengan lapang dada karena kusadari bahwa semuanya mengalami perubahan secara terus menerus sesuai dengan karma yang telah kuperbuat, baik dalam kehidupan ini maupun pada kehidupan-kehidupan sebelumnya, sesuai dengan ajaran Sang Buddha (Dhamma).

Iseng-iseng kubuka pesan-pesan yang masuk di gawaiku. Siapa tahu ada pesan khusus? Dan ternyata memang ada.

Ucapan selamat ulang tahun dari keluarga, famili, para sahabat, kolega, dan muridku. Sungguh bahagia! Tiba-tiba mataku terpaku pada fotoku yang terpampang di salah satu grup WA dengan rambut pendek model lelaki dan masker menutupi wajahku yang terlihat seperti seorang laki-laki. Untung saja aku mengenakan baju jingga berkerah kuntum-kuntum bunga mawar berwarna senada yang menunjukkan sisi kewanitaan. Puisi berjudul "Tania Salim".

sumber gambar: kompasiana.com
sumber gambar: kompasiana.com

Oh! Sungguh sebuah hadiah ulang tahun yang unik! Belum pernah selama hidupku mendapatkan hadiah ulang tahun seunik ini. Semakin tertarik diriku untuk melihatnya.

Dengan cepat aku masuk ke laman tersebut dan dengan hati yang berbunga-bunga kumulai membaca puisi pertamaku dari sahabatku.

Isi puisinya dibuat dari huruf-huruf dari namaku. Tiga baris pertama membuat anganku melambung tinggi dan tiba-tiba jatuh ketika membaca satu kata di baris ke-4 (huruf I dari kata TANIA).

"Eh, apa maksud pemakaian kata ini? Apakah tidak ada kata lain yang lebih bagus?" pikirku. Timbul sedikit kejengkelan dalam hati ketika kata tersebut muncul lagi di baris ke-7 (huruf A pada kata SALIM).

Kata yang sanggup membuatku tersentak adalah kata arogan yang menurutku berkonotasi negatif yakni sombong. Apakah daku memang sombong di matanya? Mungkin saja tanpa kusadari, aku pernah membuatnya berpikir bahwa aku ini tipe orang yang sombong.

Semakin merenung semakin kusut pikiranku. Untuk apa pula aku memusingkan satu kata yang diucapkan orang lain tentang aku, betul kan?

Lebih baik kugunakan waktuku yang berharga ini untuk berbuat kebajikan atau hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain.

Hampir saja batinku tercemar oleh dosa/kebencian. Untunglah aku segera menyadari bahayanya musuh dalam selimut yang sedang mengincar batinku sehingga kata arogan tersebut tidak menyebabkanku menanam benih karma buruk.

Aku malah bersyukur karena kata tersebut telah menyadarkanku bahwa aku harus segera mengikis kesombongan yang mungkin masih ada dalam diriku.

Pucuk di cinta ulam pun tiba.

Dua hari kemudian tibalah hari Minggu. Dan seperti biasa, kukayuh sepedaku ke wihara di dekat rumahku. Wejangan dari Bhante tentang 10 belenggu pas sekali dengan apa yang kubutuhkan untuk menyucikan batinku dari belenggu ke-8 yang berbentuk kesombongan. Kesombongan termasuk kilesa/kekotoran batin yang sebisa mungkin kita kikis hingga habis.

Orang lain bebas menilai kita, tetapi kita jangan membiarkan virus kesombongan diri mengotori batin kita.

Mari tingkatkan kewaspadaan diri dengan meditasi untuk meningkatkan kesadaran diri sehingga batin kita menjadi hening, bening, dan damai di mana pun kita berada. Dengan demikian kita bisa mengerti dan berusaha untuk mengikis kekotoran batin hingga lenyap.

Tentu saja ini bukan hal yang gampang dilakukan seperti membalikkan telapak tangan. Namun dengan keyakinan yang kuat dan usaha yang gigih, apa pun akan bisa kita capai. Ayo kita sama-sama berjuang untuk merealisasikannya!

Kuberikan penghormatan tertinggi kepada siapa pun yang sanggup melepaskan dirinya dari sepuluh belenggu/kekotoran batin, yang mampu menerapkan meditasi ke dalam kehidupan sehari-hari, dan yang bisa meningkatkan kebijaksanaannya hingga mencapai kebahagiaan tertinggi/Nibbana.

Selamat berjuang!

**

Medan, 25 September 2023
Penulis: Tania Salim, Kompasianer Mettasik

Be Grateful! Be Happy! Be Strong!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun