Penderitaan dan sebab-sebabnya, lenyapnya, dan jalan mulia berunsur delapan. Cahaya cemerlang bagai telah datang padaku, batin saya mulai terbuka, Dhammadesana itu seperti merasuk dan terserap di dalam jiwa, lalu menusuk jantung terdalam, inti dari hidup ini. Hingga saya sadari semuanya dengan baik.
Kenyataan dan kebenaran pun mulai terungkap satu persatu, ternyata selama ini masih banyak ketidakpahaman saya tentang Dhamma. Masih banyak sekali kebodohan dalam diri saya, masih rapuhnya jiwa ini, semua yang saya pelajari hanyalah teori yang kan hilang saat masalah mendera diri.
Setelah itu saya mulai banyak belajar Dhamma lagi, berpraktik meditasi lagi, mendengar, atau membaca kotbah-kotbah Dhamma, dan lain-lain. Semoga cahaya-cahaya kecil didalam diri saya dapat menyala lagi, dapat menerangi hati ini, dan takkan pernah padam lagi, hingga lenyaplah segala gelap itu.
Seperti bait terakhir dari lagu ini.
"Sejak kini lenyaplah avijja
Hancurlah segenap nafsu rendah
Tercapailah damai nan abadi
Tujuan terakhir umat Buddha"
Semoga demikian adanya, semoga tulisan ini bermanfaat juga untuk semuanya. Semoga semua makhluk berbahagia, Sadhu...Sadhu...Sadhu...
**
Mojokerto, 30 Juli 2023
Penulis: Lily Setiawati Utomo, Kompasianer Mettasik
Penulis Puisi Dhamma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H