Hari berganti dengan cepat, waktu berlalu seiring hembusan napas, tak terasa semuanya terjadi tanpa saya sadari. Pekarangan rumah yang awalnya indah, berisikan tanaman bunga dan pot tanaman yang tersusun rapi, berubah menjadi tidak sedap dipandang. Rumput ilalang dengan cepat tumbuh dan membuat kondisnya menjadi kotor dan udara tidak nyaman seperti sebelumnya.
Inilah ilustrasi dari kondisi pikiran kita bila tidak dirawat dengan baik melalui berlatih moralitas dan tidak di tanami dengan pohon yang bermanfaat yaitu perbuatan bajik. Niscaya akan membuat Batin menjadi tidak sehat, mudah mengeluh, senantiasa terpancing emosi dengan fenomena kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan.
Sebagai karyawan, saya teringat dengan Konsep 6R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin, Rasa aman) Â yang sudah dan terus berlangsung di aplikasikan di area kerja, dalam lingkungan perusahaan.
Hal itu juga yang saya coba terapkan dalam kehidupan keluarga. Walaupun masih proses, tapi hal ini telah memberikan manfaat yang positif. Mengurangi beban stress dan menciptakan rasa bersyukur dalam kondisi yang tidak menyenangkan di sepanjang perjalanan hidup yang saya lalui.
Semak Belukar adalah rumput kotoran yang memenuhi pekarangan rumah atau pikiran kita. Hal ini senantiasa dialami oleh banyak orang dan berdampak pada kondisi kesehatan mental maupun jasmani.
Oleh karenanya, penting sekali menerapkan metode yang sistematis untuk membuat pikiran terjaga dengan baik agar tidak mudah terombang -ambing atau goyah seperti perahu kecil di tengah lautan Samudra.
Konsep 6R merupakan kiat atau cara yang sederhana untuk membangun pikiran positif. Adapun aplikasi caranya sebagai berikut:
Ringkas
Berpeganglah pada Dhamma sebagai tiang fondasi dalam membersihkan semak belukar. Walaupun sedang menerima buah karma buruk, tetap tegar, tidak goyah terhadap rayuan untuk mengatasi masalah yang terjadi.
Jadi, perlu dicermati dengan benar antara solusi yang benar sesuai Ajaran kebenaran dengan keinginan yang instan untuk keluar dari derita yang di alami.
Terus waspada untuk melakukan evaluasi atau filter terhadap Tanha atau nafsu keinginan yang selalu menggoda, membuat kondisi pikiran menjadi bercabang terhadap setiap fenomena yang terjadi.