Cerita ini kutulis karena terpancing oleh sebuah gambar. Gambar yang menceritakan seorang wanita sedang melakukan perjalanan seorang diri di jalan panjang dan sepi, dengan membawa dua buah koper dikiri-kanan lengan kecil rampingnya.Â
"Keep Going"Â dua kata tertulis jelas, besar di sudut kanan bawah dari gambar itu. Aku tertarik dan tertegun melihat gambar itu, Â
"Stop Going" malah muncul dalam benakku. Juga dua kata tetapi dengan arti dan makna jauh  berbeda.
Semalaman ide menulis muncul, untuk kembali menggoreskan pensil pada halaman kosong buku journalku. "Stop Going" terus muncul di kepalaku, meyakinkanku dengan kuat mengiringi perjalananku untuk "berhenti Pergi".
Perjalanan :Â
Aku baru saja melakukan perjalanan panjang ke Negeri Bhutan dan Nepal, dengan sekelompok kecil teman. Walaupun kami baru bertemu sudah membawa kedekatan yang dalam. Rasa kebersamaan muncul terpicu oleh suasana negeri Bhutan yang damai, tenang, dan menentramkan.Â
Tidak salah kalau memang Bhutan dikenal sebagai negeri yang bahagia. Hanya melihat orang-orang yang ramah, suasana desa, kota yang tenang tanpa hiruk pikuk suara kendaraan, sudah membuat bahagia.Â
Hari pertama kami berkumpul di bandara, saat aku sedang mendorong koper, tiba-tiba pegangan koperku putus.
"Aduh" aku bergumam dalam hati. Belum mulai perjalanan, koper setiaku yang selalu menemani kemana aku pergi tiba-tiba putus.Â
Herannya aku tidak terlalu kesal atau terganggu, karena rasa sayangku dengan koper ini, membuat aku bisa menerima sedikit kerusakan. Aku berpikir masih ada pegangan di satu sisi yang lain.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!