Sebagian orang berpendapat berdana adalah hal yang baik dan benar. Tapi apakah semua dana adalah hal yang baik? Bagaimana kalau dananya merugikan orang lain? Apakah masih baik?
Dana memang baik adanya jika dilakukan dengan penuh kesungguhan hati dan kebaikan, tidak menimbulkan kesulitan bagi orang lain.
Ada banyak cara dalam berdana, seperti memberi makanan kepada bhikkhu, memberi materi, ucapan dan pikiran yang baik kepada siapapun.
Kualitas berdana menjadi lebih baik jika dilakukan dengan tidak menyusahkan orang lain di dalam proses dana tersebut. Bisa dipastikan dulu apakah orang yang diminta bantuan dalam proses berdana tersebut mau menjalankannya dengan sukarela dan saat itu sedang bisa membantu.
Misalnya kita mau berdana ikan goreng, akan lebih baik jika kita sendiri yang menyiapkan bahan tersebut dan kita yang membuatnya (jika kondisi kita memungkinkan). Jika tidak bisa menggoreng sendiri, bisa juga dengan meminta bantuan orang lain yang mau menggorengkan atau membeli makanan jadi di restoran.
Di sisi lain, dalam proses meminta bantuan ataupun membeli makanan untuk didanakan, akan lebih baik lagi kualitas dana nya jika dilakukan dengan ucapan yang baik, ramah dan sopan.
Jika proses menyiapkan barang untuk didanakan diperhatikan dengan seksama, diisi dengan kualitas batin, ucapan dan perbuatan yang baik selama persiapan sampai barang didanakan. maka setiap proses itu akan selalu dipenuhi kamma baik, sehingga menjadi maksimal bibit kamma yang dihasilkan.
Selain proses, motivasi berdana juga penting. Ada beberapa motivasi berdana, ada yang ingin dilihat orang / pamer, ada yang ingin dipuji, ada juga yang karena welas asih, tulus ingin membantu orang yang membutuhkan, atau ingin berlatih melepas ego.
Dana kita menjadi dana yang kurang kualitasnya jika dalam prosesnya diisi dengan pikiran, ucapan dan perbuatan yang tercela, serta motivasi berdana yang hanya untuk kepentingan memperbesar ego.
Semoga kita semakin bijak dalam berdana, agar hasil dana menjadi maksimal manfaatnya buat diri kita maupun lingkungan.
**
Jakarta, 29 Juni 2023
Penulis: Tirza Meydwi, Kompasianer Mettasik
Masa Depan Lebih Indah daripada yang Sudah Berlalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H