Bagai petir di siang hari, aku menangis sekencang kencangnya ketika tahu kami harus berpisah. Dunia terasa luluh lantak, runtuh, dan tidak ada lagi tempat untuk berpijak.
Aku terus bertanya pada diriku sendiri dan kepada orang-orang yang aku percaya, mengapa semua ini terjadi?
Saat saat kebahagiaan mulai kurasakan semua sirna dalam sekejap.
Saat itupun aku mencari kedamaian dimana mana, tapi tidak kutemukan.
Aku berpikir sudah terlanjur jatuh, tidur tidak tenang, makan tidak enak. Tubuhku kurus sekali saat itu.
Sampai suatu waktu seorang samana yang menyadarkanku dari keterpurukanku. Dia berkata bahwa semua yang berkondisi adalah tidak kekal abadi.
Aku tidak boleh melewatinya hanya akan menyiksa diriku sendiri. Apapun yang telah kita lewati dalam hidup kita itu semua adalah bagian karma yang telah kita perbuat.
Kita harus menerimanya, baik susah maupun rasa bahagia. Aku mencoba ketenanganku sebagai alat ukur dalam mengukur segala sesuatu di dalam peristiwa kehidupan.
Apapun yang kita peroleh akan hilang dan lenyap dalam sekejap, semakin banyak kita mendapatkan, semakin banyak kita akan kehilangan.
Akhirnya setelah aku berani melepas semua beban di hati yang selama ini menjadi penderitaan yang terus aku bawa-bawa. Hidup jadi damai, tanpa kemelekatan dan ikatan yang semu.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.