Lalu bagaimana memenuhi persyarat yang lebih mendasar dari perbuatan ini? Bagaimana menumbuhkan karakter yang benar? Bagaimana membentuk pribadi yang sesuai agar kita segera bisa menuai berkah dengan menjalankan sutta-sutta itu?
Masak nggak tahu? Apa dalam dhamma yang menekankan pelatihan mental selain berdana?
Betul....
Meditasi.
Dalam bermeditasi, ibarat atlit yang mempersiapkan diri mengikuti pertandingan dengan melatih otot dan reflek otot dengan nge-gym, umat buddhis mempersiapkan diri menghadapi hidup dengan melatih mental dan reflek mentalnya dengan bermeditasi.
Dalam meditasi kita berlatih mencatat dan mengenali timbul tenggelamnya pikiran dan perasaan dengan berkonsentrasi mengobservasi suatu objek. Itulah gunanya object meditasi yang bisa sesederhana tarikan napas atau seruwet proses penuaan tubuh.
Dalam keseharian, meditasi meningkatkan ketajaman ingatan, kepekaan perasaan dan keawasan pikiran sehingga memudahkan pelaksaan sila dan meningkatkan kebijaksanaan. Tapi yang jauh lebih penting adalah meditasi memperkuat kesadaran sehingga bisa "menata ulang" karakter atau kepribadian dan memancarkan energi positif yang bisa mengkondisikan hidup.
Inilah yang menjadi modal kita melaksanakan Karaniya Metta Sutta dan Mangala Sutta sekarang dan dikehidupan selanjutnya yang bergulir menjadi timbunan kebajikan. Itulah sebabnya dalam tingkatan yang lebih tinggi lewat meditasi kita bisa mengamati terjadinya Anicca, Anatta, dan Dukkha dalam diri yang menuntun pada penerangan sempurna seperti yang diteladani guru agung kita semua -Sang Buddha.
Dengan pemahaman ini, semua berkah termulia pada Mangala Sutta jadi terjangkau. Kalau bisa dijangkau bisa diamati kebenarannya. Jadi, jangan tunda-tunda lagi, mulailah berlatih meditasi. Mulailah berlatih meditasi SEKARANG.
Sesungguhnya dari meditasi akan timbul kebijaksanaan,
tanpa meditasi kebijaksanaan akan pudar.