Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jawaban Sederhana yang Menyejukkan Hati

6 Mei 2023   05:55 Diperbarui: 6 Mei 2023   06:47 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah menulis sebuah artikel di Kompasiana. Judulnya adalah "Adakah Pilihan untuk Hari Tua Nanti." Sejujurnya, meskipun tulisan tersebut aku buat dengan penuh rasa percaya diri, tetapi tetap ada saja suatu hal yang mengganjal dalam pikiran.

Nah, dalam sebuah kesempatan, semesta seolah-olah mempertemukanku dengan seseorang. Kebetulan ia berlaku sebagai seorang narasumber dalam sebuah acara yang akan dilaksanakan oleh komunitas "Sahabat Meditasi" tempat aku bernaung.

Komunitas ini dibentuk oleh beberapa orang sahabat masa kecil. Tujuan awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di masa pandemi lalu. Masa yang penuh ketegangan dalam karantina menynggu ketidakpastian. Menghadapi situasi dengan hati gelisah, menghitung hari, menunggu giliran seperti permainan arisan; Siapa lagi yang terjangkit si Corona yang kami sebut nona cantik, tapi mematikan. 

Namun, ternyata si nona cantik Corona tidak selalu menyeramkan. Ia bisa juga membawa kedamaian. Kelompok Sahabat Meditasi kami cukup berkembang. Awalnya hanya berisikan sahabat-sahabat masa kecil, lalu meluas ke para kerabat. 

Kegiatan kami banyak. Selain berjumpa di udara melalui Zoom seminggu sekali, mendengarkan para nara sumber berbagi cerita menariknya, kami juga mengadakan temu kangen setiap empat bulan sekali. Tentu saja, itu setelah si Nona cantik Corona mulai mereda.

Dan, tanpa terasa Juni nanti kami akan adakan temu kangen keempat.

Semua rencana dan persiapan sudah kami lakukan dengan cukup baik. Kembali lagi kepada niat baik, semesta akan selalu mendukung.

Kebetulan salah satu sahabat baikku mengetahui satu tempat yang sangat luas dan rimbun. Pemiliknya pun baik hati dan mendukung siapa saja untuk ikut meramaikan tempat tersebut.

Tempat itu dikenal sebagai "Rumah Perubahan."

Aku tinjau lokasinya. Dan, ternyata memang menyejukan hati. Lengkap dengan berbagai jenis tanaman, hewan, dan taman bermain yang terpelihara dengan baik.

"Wow luar biasa." Teriakku dengan gembira dalam hati.

Kali ini kami akan melaksanakan temu kangen sahabat meditasi dengan suasana yang berbeda. Di udara alam terbuka. Menurutku meditasi di udara terbuka sangat menenangkan, membawa kedamaian.  

Benar saja. Daftar peserta yang ikut terus bertambah. Ada rasa gembira yang dalam bagiku dan teman-teman mengadakan acara yang berbeda kali ini.

Langkah selanjutnya adalah mencari narasumber yang bersedia luangkan waktunya membimbing meditasi singkat, berbagi Dhamma, serta cerita. Sebagai host, aku mendapatkan dua orang narasumber hebat dan bersedia membantu acara kami.

Sudah menjadi kebiasaanku setiap kali mendapatkan narasumber aku perlu bertemu dengannya untuk membahas banyak hal. Mendiskusikan materi apa yang nanti akan dibawakan agar sesuai dengan harapan para peserta, sekaligus membangun chemistry agar bisa memunculkan suasana diskusi yang ceria dan nyaman.

Singkat cerita, berdiskusilah aku dengan salah satu narasumber.  

Diawali dengan berbagi cerita seru tentang materi dan cara pelaksanaan pada saat temu kangen nanti. Lalu berlanjut kepada pengalaman hidupnya yang akan ia bagikan nanti.

Saat itu, aku begitu terinspirasi dengan ketulusan ceritanya dalam menemani dan merawat penuh kasih kedua orang tuanya yang sudah mulai menua.

Ia begitu telaten mengikuti, mengamati perkembangan fisik, dan mental kedua orangtuanya. Sesuatu yang baginya adalah kesempatan baik untuk menerapkan pengertian dhamma dalam kehidupan sehari-hari.

Dimana baginya, pada akhirnya kita semua, sehebat apapun di masa lalu dan saat ini, PASTI akan menjadi tua, sakit, dan mati.   

Mendadak muncul pikiran kepoku, ingin bertanya kepadanya sesuatu yang berhubungan dengan tulisan ketigaku tentang menghadapi hari tua.  

Pertanyaanku adalah sebagai berikut;

"Kamu menghabiskan waktu untuk bekerja dan merawat kedua orang tua, sedangkan untuk kamu yang hidup sendiri, rencana serta persiapan apa yang sudah kamu lakukan dalam menghadapi hari tuamu nanti?"

Lalu jawabannya kepadaku seperti ini;  

"Saya tidak pernah merencanakan, merasa khawatir, karma saya yang akan melayani dan merawat saya nanti. Untuk saat ini, saya hanya akan menjalani dan menikmati saat ini dengan berbagi kebahagian sebanyak-banyaknya kepada siapapun tanpa pamrih."

"Semua kulakukan dengan senang hati. Seperti ada air dingun yang mengalir di kepalaku, menyejukan hati dan pikiran."

Aku terkesiap;

Inilah jawaban yang selama ini aku cari. Aku tertegun sejenak, tanpa kata, ternyata sesederhana itu jawabannya. Aku tidak banyak berkomentar lagi, hanya kata terima kasih yang dalam yang bisa aku sampaikan.

Aku sudah menemukan jawabannya. Sederhana sekali, tetapi membawa makna yang dalam dan menyejukkan hati.

**

Jakarta, 06 Mei 2023
Penulis: Tjio Jolanda Santoso, Kompasianer Mettasik

Alumni IPB | Pensiunan Perusahaan Swasta | Sekarang Ibu Rumah Tangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun