Aku pernah menulis sebuah artikel di Kompasiana. Judulnya adalah "Adakah Pilihan untuk Hari Tua Nanti." Sejujurnya, meskipun tulisan tersebut aku buat dengan penuh rasa percaya diri, tetapi tetap ada saja suatu hal yang mengganjal dalam pikiran.
Nah, dalam sebuah kesempatan, semesta seolah-olah mempertemukanku dengan seseorang. Kebetulan ia berlaku sebagai seorang narasumber dalam sebuah acara yang akan dilaksanakan oleh komunitas "Sahabat Meditasi" tempat aku bernaung.
Komunitas ini dibentuk oleh beberapa orang sahabat masa kecil. Tujuan awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di masa pandemi lalu. Masa yang penuh ketegangan dalam karantina menynggu ketidakpastian. Menghadapi situasi dengan hati gelisah, menghitung hari, menunggu giliran seperti permainan arisan; Siapa lagi yang terjangkit si Corona yang kami sebut nona cantik, tapi mematikan.Â
Namun, ternyata si nona cantik Corona tidak selalu menyeramkan. Ia bisa juga membawa kedamaian. Kelompok Sahabat Meditasi kami cukup berkembang. Awalnya hanya berisikan sahabat-sahabat masa kecil, lalu meluas ke para kerabat.Â
Kegiatan kami banyak. Selain berjumpa di udara melalui Zoom seminggu sekali, mendengarkan para nara sumber berbagi cerita menariknya, kami juga mengadakan temu kangen setiap empat bulan sekali. Tentu saja, itu setelah si Nona cantik Corona mulai mereda.
Dan, tanpa terasa Juni nanti kami akan adakan temu kangen keempat.
Semua rencana dan persiapan sudah kami lakukan dengan cukup baik. Kembali lagi kepada niat baik, semesta akan selalu mendukung.
Kebetulan salah satu sahabat baikku mengetahui satu tempat yang sangat luas dan rimbun. Pemiliknya pun baik hati dan mendukung siapa saja untuk ikut meramaikan tempat tersebut.
Tempat itu dikenal sebagai "Rumah Perubahan."
Aku tinjau lokasinya. Dan, ternyata memang menyejukan hati. Lengkap dengan berbagai jenis tanaman, hewan, dan taman bermain yang terpelihara dengan baik.