Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ida Dayak, Sensasi yang Akan Tetap Eksis

21 April 2023   05:55 Diperbarui: 21 April 2023   05:53 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ida Dayak, Sensasi yang Akan Tetap Eksis (gambar: cnbcindonesia.com, diolah pribadi)

Selalu ada kehebohan, tiada henti lahir sensasi di kehidupan ini. Arus informasi yang demikian cepat dan mudah menjadi pemicunya. Belum lagi yang sengaja diciptakan demi yang bermakna konten.

Seorang Ibu bernama Ida Dayak, ahli pengobatan alternatif yang unik sampai mendapat perhatian khusus Presiden Jokowi baru-baru ini.

Viral pengobatan ala Ibu Ida Dayak menjadi perhatian berbagai kalangan. Dari bisik-bisik sampai jadi polemik. Dari para pelaku pengobatan alternatif, para dokter, sampai tokoh agama.

Banyak orang membahas dari berbagai aspek. Ada yang meledek, sebaliknya ada juga yang respek.

Kehebohan mendapat perhatian luas dan diskusi panas.  Dari yang pakai ilmu sampai sekadar sok tahu. Cara pengobatan Ibu Ida Dayak yang lain dari yang lain ada yang menganggap hanya rekayasa, ada pula yang bilang luar biasa.

Ibu Ida Dayak sendiri melakukan pengobatan tidak memungut biaya. Beliau mengatakan semata karena kasih sayang. Tidak pakai ilmu macam-macam. Tidak semua penyakit bisa diobati. Yang sembuh semua atas kuasa Tuhan.

Namun, tetap saja ada tuduhan berdatangan. Bahwa pengobatan yang dilakukan  trik semata. Bukan menyembuhkan.

Apa yang dapat kita ambil hikmahnya?

Dalam hidup ini, apapun yang kita lakukan pasti menimbulkan pro dan kontra. Sekalipun yang kita lakukan adalah hal yang bermanfaat. Hal yang baik.

Ada yang memandang positif, ada pula yang memandang dengan negatif. Ada yang memuji, ada pula yang mencaci.

Artinya, apa yang kita lakukan pasti tidak bisa menyenangkan semua pihak.  Jadi, apapun yang kita lakukan semua kembali niat kita yang tersembunyi di dasar lubuk hati.

Tidak peduli pujian atau makian yang datang atas apa yang telah kita lakukan. Pada akhirnya semesta yang akan melihat dengan jelas.

Dalam hal pengobatan alternatif sampai saat ini memang masih menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan.

Kenyataannya di tengah kemajuan zaman, pengobatan tradisional yang sejak dahulu kala ada ini tetap eksis. Tidak kekurangan peminat.

Kenapa? Karena masyarakat masih merasakan secara nyata manfaatnya.

Yang disayangkan adalah persepsi negatif terhadap pengobatan alternatif ini. Hal ini terjadi karena ketakmengertian dan kesalahpahaman.

Karena sering kali diidentikkan sebagai pengobatan dengan ilmu macam-macam atau aneh-aneh. Ada unsur mistis dan dengan bantuan makhluk gaib.

Realitasnya pengobatan alternatif ini banyak jenisnya. Bisa dengan ramuan herbal atau dengan teknik pemijatan tertentu. Seperti halnya akupuntur dan akupresur. Tidak ada yang aneh. Ada ilmunya. Siapa pun bisa belajar.

Walaupun tak dipungkiri memang di dalam masyarakat ada praktik pengobatan alternatif yang aneh-aneh yang malah menjurus ke arah penipuan.

Semua kembali kepada pilihan dan kebijaksanaan dalam menentukan cara pengobatan.

Seperti ketika saya sendiri mengalami kecelakaan. Jari tangan sampai bengkok. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih pengobatan alternatif.

Keputusan yang saya pikir yang terbaik ketika itu. Benar saja. Setelah menjalani pengobatan tidak lama jari bisa kembali normal.

Sebaliknya ketika istri mengalami muntah-muntah karena asam lambungnya kambuh segera saya bawa ke rumah sakit terdekat. Saya pikir dengan penanganan medis akan lebih tepat.

Menyikapi semua ini yang perlu kepala dingin dan memilih sesuai dengan kebutuhan. Jangan lantas kita tidak percaya dengan suatu hal bukan berarti hal itu tidak baik.

Bukan lantas kita pernah mengalami pengalaman buruk dengan pengobatan alternatif langsung memvonis tidak baik dan rekayasa. Tentu sangat tidak relevan dan bijak.

Setiap pengalaman kita tidak lantas menggambarkan seluruh kebenaran tentang hal tersebut. Dengan kata lain, jangan mudah mengeneralisasi suatu kejadian.

@cermindiri, Jakarta, 21 April 2023
Penulis: Katedrarajawen, Kompasianer Mettasik

Penulis Omong Kosong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun