Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran Spesial dengan Saling Memaafkan

22 April 2023   05:55 Diperbarui: 22 April 2023   05:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini saya melihat satu tulisan yang lucu dan begitu mengkritik. Bunyinya kira-kita begini,"Jika Anda meminta maaf, maka saya maafkan. Tetapi jika Anda meminta THR, saya meminta maaf."

Disini tersirat betapa gampangnya  maaf dan memaafkan, betul? Tetapi mengapa sulit buat dilakoni?

Sebagian besar orang menganggap dengan meminta maaf berarti saya telah mengakui telah berbuat salah.

Tetapi pernahkah Anda menjumpai orang yang setiap mengucapkan sesuatu selalu dimulai dengan kata maaf. Saya sering menjumpai orang seperti itu.

Malahan kadang dalam hati bertanya apa salah orang itu ke saya? Mengapa setiap ucapannya di mulai dengan kata maaf?  Dan biasa saya mendapati kata maaf ini dari orang yang tidak memiliki hubungan yang dekat dengan saya.

Dari sini saya menyimpulkan, ternyata maaf ini susah-susah gampang ya. Tetapi jika dengan mengucapkan maaf, jiwa kita lebih damai, mengapa tidak? Dan alangkah bahagianya jika kita bisa meminta maaf dan memaafkan dengan hati yang tulus.

Saya adalah salah satu orang yang sering mengucapkan kata maaf ini terutama ke orang yang memiliki hubungan dekat dengan saya.

Masih terbayang dalam ingatanku, saat itu saya berkata, "Untuk semua kesalahan yang pernah saya lakukan, saya meminta maaf. Demikian juga sebaliknya saya telah memaafkan semua kesalahanmu kepadaku."

Mengapa saya berucap demikian? Sebab temanku  adalah orang yang keras, dan ketika menyadari kesalahannya, dia tidak akan meminta maaf.

Terus apakah kata maaf dari temanku menjadi begitu penting bagiku? Tentu saja tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun