Saya sengaja mengatakan kalau saya telah memaafkannya , supaya jiwa temanku ini  juga menjadi tenang seperti jiwaku.
Kita tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Andai besok adalah hari kematianku, dan yang telah melakukan kesalahan menyesali sesudahnya. Alangkah kasihannya. Itulah alasan saya mengungkapkan kalau saya meminta maaf dan saya juga memaafkannya.
Kita meminta maaf dan memaafkan bukanlah demi orang lain, tetapi demi diri kita sendiri. Alangkah tenangnya batin ini setelah meminta maaf dan memaafkan.
Meminta maaf memerlukan sebuah keberanian untuk melepas, di sini yang dilepas adalah ego kita.
Memaafkan pun memerlukan sebuah ketulusan untuk melepas, di sini yang dilepas adalah kebencian.
Menurut Ajahn Chah, "Jika kita melepaskan sedikit, kita akan memiliki sedikit kedamaian. Jika kita melepaskan banyak, kita akan memiliki banyak kedamaian."
Hal ini pernah saya praktekan di dalam meditasi saya, dimana saya melepaskan kebencian saya, dan hasilnya jiwaku begitu damai.
Setiap tahun ada momen yang sangat saya suka yaitu momen lebaran. Pada momen ini kita mempunyai kesempatan buat saling memaafkan untuk menyucikan hati dan pikiran. Dan mengubah versi diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Kesempatan ini, ingin saya mengucapkan kepada semua teman-temanku,
"Selamat Idul Fitri, Minal Aiidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin."
**