Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Ceng-Beng Bagiku

18 April 2023   05:55 Diperbarui: 18 April 2023   05:51 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Ceng-Beng Bagiku (gambar: kompas.com, diolah pribadi)

"Kok elo ketawa sih? Ini cocok ga?" Tanya Ria (nama samara)

"Gak-lah, setau gue kalau  atasan kebaya, padanannya sandal. Btw emang semasa hidupnya mama elo pernah pakai kebaya? Ntar si mama binggung kalau dikirimin baju kaya gitu."

"Trus ada konde palsu ga? Atau sanggul, rambut palsu yang menyerupai sanggul gitu deh buat kalau lagi pake kebaya. Dan yang jadi pertanyaan gue di alam sana ada salon gak?" Aku terus menyerocos, mencoba menyamakan logikaku atas dunia ini dan dunia sana.

"Mama gue gak pernah pakai kebaya, buat menuhi-menuhi koper aja, abis gue binggung, ayo bantu cari dong perlengkapan buat papa gue, daripada elo duduk duduk aja di sini, tempat baju-bajuannya ada di lorong sana." Sepertinya Ria tidak memedulikan pertanyaanku. Di kepalanya, hanya ada satu tujuan. Membelikan mendiang orangtuanya perlengkapan yang ia rasa cocok buat alam sana.

"Sori, gue ga mau masuk ach, bejejel begitu. Ntar yang ada gue mabok, elo bawa aja beberapa stel kemari ntar gue bantu cari disini." Jawabku sambil tetap duduk diam, karena di situ cuma ada satu bangku. Begitu angkat pantat pasti akan diduduki orang lain.

Setelah hampir dua jam, Ria keluar diiringi pelayan toko yang membawa 8 koper-koperan. Itu baru untuk papanya, belum untuk mamanya, mertuanya. Urung dibeli karena takut tidak muat di mobilnya.

Setelah selesai berbelanja, aku baru tahu jika Ria sudah menghabisi uang sekitar satu juta rupiah hanya untuk membeli perlengkapan bagi papanya saja. Kalau untuk tiga almarhum lainnya, sama dengan tiga jutaan rupiah lagi. Alangkah sayangnya. Lebih bijak kalau uang itu digunakan untuk amal, namun aku tak mau rewel berkomentar.

"Eh elo gak Ceng Bengan? Ria tiba-tiba menyelutuk.

"Udah waktu tanggal 23 kemarin." Aku menjawab santai.

"Oh yang waktu itu elo cuti ya? Kata elo ke Ancol... Enak banget cara elo cengbengan." Ria menampik, ada sedikit kecemburuan di sana.

"Ya, serius. Gue ke Ancol, tabur bunga aja. Abis itu kita makan bersama. Enak atau ribet itu kita yang bikin sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun